TRIBUN-TIMUR.COM- Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berbicara mengenai Aep saksi kunci kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Dedi meminta kepada Aep untuk berkata jujur terkait kasus Vina Cirebon.
Ia pun membawa kasus pembunuhan viral awal 2024 ini menuju babak baru.
"Pesan buat Aep, berkatalah jujur apa adanya," ujar Dedi ditemui di Bandung, Selasa (16/7/2024).
Selain itu, Dedi juga menyinggung sosok Iptu Rudiana ayah Eky.
Dedi Mulyadi, meminta Mabes Polri untuk melakukan penyelidikan mengenai kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat, pada 2016 silam.
"Agar tidak terjadi simpang siur yang terus-menerus berkembang di masyarakat, sebaiknya Mabes Polri, meskipun putusan hukumnya belum berubah karena kita baru mengajukan PK (peninjauan kembali), tetap harus melakukan penyelidikan."
"Di antaranya investigasi yang harus dilakukan Mabes Polri adalah menentukan apakah peristiwa Eky dan Vina ini peristiwa pembunuhan atau peristiwa kecelakaan," Dedi Mulyadi saat di Bareskrim Polri, Rabu (17/7/2024), dilansir YouTube Kompas TV.
Baca juga: Siapa Oegroseno? Eks Jenderal Bintang Tiga Minta Jokowi Turun Tangan Kasus Vina Cirebon
Menurut Dedi Mulyadi, penyelidikan itu harus segera dilakukan oleh pihak kepolisian.
Ia lantas menyinggung kasus ini bisa diinvestigasi dengan membuka handphone para terpidana.
"Nah, ini yang harus segera dilakukan oleh Mabes Polri. Saya pikir Mabes Polri memiliki kemampuan menganalisis peristiwa ini secara baik, karena apa? Karena tahun 2016 itu belum jadul, masih tahunnya adalah tahun digital."
"Handphone-handphone dari para terpidana masih ada. Itu kan tinggal handphone-nya dinyalakan, kemudian dibuka handphone-nya itu akan terbuka, kelihatan percakapannya, posisi para terpidana di mana sehingga kita tidak cocoklogi, berdasarkan sains," terangnya.
Selain itu, Dedi juga meminta supaya CCTV dibuka untuk melakukan penyelidikan dalam kasus ini.
"Kemudian, yang berikutnya juga saya meminta agar CCTV-nya juga dibuka CCTV yang dibuka bisa dua," ujar Dedi.
"Yang pertama, kalau ingin mengejar tuduhan pelemparan, buka CCTV-nya Indomaret karena posisi mereka SMP 11 itu di sampingnya ada Indomaret."