Dalam dunia akademik, Giri mengenyam pendidikan sarjana di Teknik Perencanaan Kota, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1999.
Setelahnya, gelar master ia peroleh dari University of Roterdam pada 2001 dengan jurusan International Institute to Social Studies-Erasmus.
Kini, karir Giri di KPK sudah memasuki tahun ke-16.
Karena itu, ketika dinyatakan tidak lulus TWK, dia mengaku heran.
Dia pun meyakini ke-75 nama termasuk dirinya sudah tidak diinginkan lagi berada di KPK.
Menurut Giri, hasil tes tersebut tidaklah signifikan.
"Saya berkeyakinan hasil tes itu tidak signifikan dan kami-kami ini memang tidak diinginkan melanjutkan pemberantasan korupsi di negeri ini," kata Giri, dalam acara Polemik Trijaya, Sabtu (8/5/2021).
Sebagai Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi KPK, Giri pernah mencatatnya prestasi membanggakan.
Pada Desember 2020, dia mendapat penghargaan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai peserta diklat tim terbaik bersama direktur seluruh lembaga.
"Saya mendapat Makarti Bhakti Nagari Award Desember 2020 tapi Maret 2021 saya dinyatakan tidak lulus (TWK)," kata Giri.
Senada dengan Giri, mantan Juru Bicara KPK, Febri Diansyah juga membenarkan kabar penghargaan yang diraihnya.
Dalam sebuah cuitan pada 11 Mei lalu, Febri menjamin, sosok Giri adalah satu dari beberapa pegawai KPK yang berintregitas.
Bahkan, tidak hanya meraih penghargaan, Febri mengakui, Giri adalah pengajar dan sering menjadi narasumber tentang wawasan kebangsaan dan antikorupsi di berbagai institusi.
Di antaranya di Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Pimpinan (Sespim) Polri, serta di Badan Intelijen Negara (BIN) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
"@girisuprapdiono, mengabdi di KPK sejak 2005. Menerima sjumlah Penghargaan. Menjadi narasumber ttg wawasan kebangsaan & Antikorupsi di: SESKOAD, Lemhanas, sespim Polri dan Intelstrat BIN & ITB. Skrg ia trancam disingkirkan dari KPK krn Tes Wawasan Kebangsaan kontroversial," kata Febri, dalam cuitannya.