TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Warga miskin di Sulawesi Selatan (Sulsel) turun.
Dalam rilis Badan Pusat Statistika (BPS) Sulsel, angka kemiskinan Sulsel turun 0,64 persen.
Data ini diperoleh pada Maret 2024 lalu.
Angka kemiskinan Sulsel saat ini sebesar 8,06 persen.
Dibandingkan Maret 2023 lalu sebesar 8,70 persen, maka ada penurunan 0,64 persen.
Angka ini disambut bahagia Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Baca juga: Inflasi Sulsel Juni 2,03 Persen, Prof Zudan: Masuk 5 Besar Terbaik se-Indonesia
"Dari rilis bulan juni beberapa indikator di provinsi Sulawesi Selatan membaik contohnya angka kemiskinan ini turun," jelas Prof Zudan, Senin (1/7/2024).
"Kemiskinan itu bisa diturunkan kalau 32 urusan pemerintah bergerak bareng berkontribusi positif," lanjutnya.
Pengentasan kemiskinan memang jadi prioritas Pj Gubernur Zudan.
Data menunjukkan angka kemiskinan di Sulsel sejatinya sempat stagnan mulai 2020 lalu.
Di Maret 2020, angka kemiskinan 8,72 persen.
Lalu naik tipis di 2021 jadi 8,78 persen.
Tahun 2022, angka kemisinan turun ke 8,63 persen, kemudian naik lagi jadi 8,70 persen di 2023.
Terkini, penurunan cukup jauh terjadi di 2024 angka kemiskinan berada 8,06 persen.
Menyikapi tren positif ini, Prof Zudan mengaku ke depan dirinya akan berfokus pada peningkatan nilai tukar petani dan masyarakat.
Pendekatannya melalui program padat karya yang dapat langsung diakses masyarakat.
Selain itu intervensi pada pengendalian harga pasar juga masih akan dilakukan.
Tentunya disisi lain tetap dengan memperhatikan keuntungan bagi pelaku usaha.
"Ke depan kita bisa mendorong kemiskinan terus ditekan. Kita mulai terus menekan harga agar pengeluaran masyarakat terus berkurang dan meningkatkan nilai tukar atau penghasilan para petani dan masyarakat lainnya dengan pendekatan program program padat karya yang semakin banyak," kata Prof Zudan.
Program padat karya diyakini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
Baca juga: Angka Kemiskinan Meningkat di Maros, Bapelitbangda Salahkan Banjir
Salah satunya misalkan dari sektor pariwisata.
Peningkatan sektor pariwisata akan mengundang kedatangan wisatawan lokal hingga mancanegara.
Efeknya tentu pada perputaran perekonomian masyarakat.
"Kalau padat karya semakin banyak maka pendapatan masyarakat yang bekerja di padat karya itu akan semakin meningkat. Termasuk peningkatan di sektor pariwisata kalau semakin banyak orang yang datang di sulsel dan masa tinggalnya semakin lama maka ekonomi kita akan semakin baik," ujar Prof Zudan.
"Tentu uang yang masuk ke sulsel semakin banyak dan indeks-indeks yang semakin baik tadi itu juga tercermin dari inflasi year on year," jelasnya.
Inflasi year-on-year Sulsel sendiri terjaga diangka 2,03 persen.
Angka ini tergolong rendah membuat Sulsel menjadi salah satu daerah yang mampu menjaga angka inflasi.(*)