Fahmi terus melakukan pendekatan melalui pembinaan rohani dan mental agar mampu merubah karakter sang anak.
“Alhamdulillah, F sudah ikut bimbingan rohani dan sudah rajin shalat, bahkan rajin belajar mengaji, dia sudah pelan-pelan bisa membaca Al-Quran, bahkan terkadang ia menangis dengan ulahnya, ia sering curhat dengan saya tentang kehidupannya,” ujar Fahmi.
Status pendidikan F sudah putus sekolah sejak SD pada saat masuk kelas 6 yang bersangkutan tidak mau lagi sekolah.
"Saya lalu memfasilitasi F untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP pada Pondok Pesantren di Desa Saga, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, hal ini supaya F tetap mendapatkan pengetahuan agama agar dapat menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara di kemudian hari," jelas Fahmi.
Sementara itu, F mengaku jika ulahnya selama ini membuat warga tidak nyaman, bahkan ia kerap mencuri di beberapa tempat.
“Saya lakukan itu sudah berkali-kali, seingat saya sudah lima kali memanjat rumah warga,” tutur F.(*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana