Peretas PDN Minta Tebusan Rp 131,2 Miliar ke Pemerintah

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan

Adapun dalam kasus ini, peretasan terjadi di pusat data sementara yang terletak di Surabaya, Jawa Timur.

BSSN pun langsung menerjunkan tim siaga ke Surabaya.

"Begitu ada kejadian kita berkoordinasi dan pada tanggal 20 tim siaga BSSN yang ada di Ragunan langsung kita berangkatkan ke Surabaya," ungkap Hinsa.

Polri hingga kini masih belum bisa menyimpulkan penyebab gangguan pada server Pusat Data Nasional (PDN) Kominfo sejak Kamis (20/6) lalu.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyebut saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Kita sedang mengumpulkan informasi, dan sedang kita dalami bekerjasama dengan BSSN apakah kendala teknis atau ada hal lain," ujar Sigit.

Sigit menyebut pihaknya akan menyelidiki apakah ada tindak pidana dalam terganggunya PDN Kominfo bersama BSSN.

"Nanti apabila ditemukan, maka kemudian peristiwa pidana diproses oleh kepolisian," ucap dia.

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid meminta agar cyber security atau keamanan siber ditingkatkan.

"Ya cyber security kita harus ditingkatkan, itu satu," kata Meutya.

Meutya mengatakan, pemahaman para stakeholder akan pentingnya keamanan siber juga perlu ditingkatkan.

"Jadi kalau kita tidak punya pemahaman betapa bahayanya sebuah serangan, dan ini kemungkinan adalah serangan ya, itu membuat kita tidak menjaga dengan baik," ujarnya.

Dia menegaskan, Komisi I DPR tak mau menyalahkan siapa-siapa, namun mengingatkan agar semuanya dibenahi. Politikus Partai Golkar ini meminta agar semua lembaga perlu menaikan tingkat keamanannya.

"Karena kita enggak mau ketika ada serangan sistem down itu satu, layanan akan terganggu, yang kedua juga potensi kebocoran data," ungkap Meutya.(Tribun Network/abd/den/fer/wly)

Berita Terkini