Salah satunya di Desa Usa, Kecamatan Palakka.
Andi Arman salah satu pedagang mengaku permintaan sapi kurban tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun 2023.
Dua pekan menuju lebaran Idul Adha, tercatat sudah 200 ekor sapi dagangannya laku terjual.
"Alhamdulillah sudah laku 200 ekor sapi," kata Andi Arman pada tribun-timur.com, Sabtu (8/6/2024).
Untuk keuntungan bersih Andi Arman belum tahu pasti.
Hanya saja ia menyebut keuntungan kotornya sekira Rp2,4 miliar.
Sebagai pedagang hewan kurban di Bone, ia mengaku banyak mengeluarkan biaya.
Misalnya pengurusan berkas termasuk cek kesehatan sapi.
"Banyak didapat, banyak juga pengeluaran," katanya.
Tak tanggung-tanggung, demi memastikan sapi-sapinya sehat, ia rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Periksa itu 3 kali sebulan. Dikasih juga vitamin," ungkapnya.
Andi Arman mengeluhkan biaya cek kesehatan sapi maupun pengurusan surat-surat cukup mahal di Bone.
"Kan saya ini pedagang lintas kota dan provinsi untuk di Bone sendiri pemeriksaan kesehatannya cukup rumit, karena semuanya alatnya kita yang beli dan fasilitasi" ujarnya.
"Tidak kayak di Maros cukup bayar Rp500 ribu mereka yang sediakan semua. Di sini ribet untuk satu mobil sapi jenis Bali itu kalau pemeriksaan saya harus membayar Rp13 juta," bebernya.
Ke depannya jika pemeriksaan sapi dipersulit dan mahal, ia bersama pedagang hewan kurban tidak mau jualan.