BENCANA itu tak direncana.
Namun kala bencana datang, memilah dan mengeksekusi rencana butuh pengalaman lapangan, keteladanan serta keyakinan, dan doa seorang pemimpin jadi faktor penentu.
Leadership jadi core value penanganan darurat bencana.
Inilah simpul kisah lima hari (4-8 Mei 2024), Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi (55), saat ikut siaga satu di Posko Utama Bencana Sulsel di Lapangan Andi Djemma, Belopa, Luwu, sekitar 374 km tenggara Makassar, ibu kota Sulsel.
Bersama Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun, Andi Rian ikut monitoring operasi kemanusiaan satu peleton dari Batalyon D Brimob Pelopor dan 120-an personel dari dua Polres (Palopo dan Luwu).
"Jujur ini pertama kali, baju PDL (pakaian dinas lapangan) dipakai lima hari, dari kunker HUT (21) Lutim lanjut dipakai di Belopa, Sidrap, Wajo dan baru diganti kemarin di Makassar, hehehe,” ujar Rian, di sela-sela nobar Timnas U-23 di Panakkukang, Makassar, Kamis (9/5/2024) malam.
Kunjungan kerja dan hadiri HUT 21 Lutim adalah rencana sejak medio April 2024 lalu.
Baginya, rentetan bencana hydrometrologi (hujan deras, tanah longsor, dan angin puting beliung) yang menerjang 9 kabupaten di Sulsel, awal Mei ini, adalah "rencana Tuhan".
Sembilan daerah bencana awal Mei 2024 itu antara lain, Luwu, Palopo, Toraja, Wajo, Sidrap, Enrekang, Pinrang, Bone dan Sinjai.
Hingga 9 Mei 2024, BPBD Sulsel mencatat 12 korban jiwa, sekitar 500 korban luka, dan 42 ribu warga dilaporkan masih di pengungsian.
Sejatinya, sejak Kamis (2/5/2024) lalu, Andi Rian dan istri Ratna Dewi RA Basrindu, berencana menghadiri HUT ke-21 Luwu Timur di Malili, Sulsel.
Mereka menggunakan pesawat komersil sipil dari Makassar ke Malili.
Anggota rombongan pendukung lain menempuh hampir 12 jam perjalanan darat sejauh 560 km ke Malili, tenggara Makassar.
Kapolda didampingi lima perwira utama polda berpangkat komisaris besar polisi.
Mereka adalah dansat brimob, direskrimsus, dirintel, kabid propam, dan kabid humas.