Banjir Luwu

Kisah Andi Rian 5 Hari Pakai 1 Baju PDL Kapolda Sulsel dan Bayi Bhara Daksa Latimojong

Penulis: Muslimin Emba
Editor: thamsil_tualle
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IBU HAMIL - Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi (55) menggendong balita Indri bersama ibunya yang tengah hamil tua di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Luwu, Sulsel, sebelum dievakuasi ke RSUD Andi Djemma, Belopa, Luwu, Minggu (5/5/2024). Si Ibu, Indri akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Bhara Daksa Latimojong.

Andi Rian mengaku sumringah dan bersemangat.

Sebab 26 Agustus 55 tahun lalu, atau sehari setelah kelahirannya di RS TNI Makassar, ibunya Hj Ellyani Hafid Daeng Suji dan mendiang ayahnya, Mayor TNI Andi Djajadi meminta kesediaan Mayjen TNI Mussnnif Ryacudu (kala itu menjabat Wakil Panglima /Kas Komandan Indonesia Timur (1967-1970) untuk disematkan namanya untuk bayi mereka, Andi Rian.

"Kita doakan semoga bayi Bhara Daksa kelak jadi bhayangkara negara juga.." ujar Andi Rian.

Selama enam hari di Belopa, Andi Rian memberi teladan.

Dia memang tidur di Hotel Borneo, sekitar 3,2 km dari Posko Utama.

Namun, saban jam 07.00 Wita pagi, dia sudah di posko dan kembali ke hotel antara pukul 22.00 wita atau 23.00 Wita.

Dari rangkaian koordinasi lintas instansi dan team SAR ini, Kapolda mengaku kian meyakini, bahwa untuk "menjadi pemimpin baik harus menjadi anak buah yang baik lebih dulu.”

Sekali terbang ke Desa Pajang, Latimojong bersama Pangdam XIV dan langsung buat posko di tubiran lembah gunung (Buntu) dan siapkan 2 peleton pasukan TNI dan Brimob Polri untuk mengevakuasi warga.

"Kita hargai betul inisiasi relawan lain yang ikut mensupport kita juga para kepala daerah di Sulsel yang hanya ditelepon langsung kirimkan bantuan ke Luwu," ujarnya.

Kepemimpinan, koordinasi lintas instansi, ketenangan, kematangan berpikir dan keteladanan pemimpin jadi kunci.

"Selama lima hari mengawal Pak Jenderal di Posko kita dapat pelajaran, untuk operasi kemanusiaan jangan hanya bawa dan identifikasi masalah, tapi datang dengan solusi dan bekerja dengan hati dan memberi contoh," kata Dansat Brimob Polda Sulsel Kombes Heru Novianto.

Dari 16 sortie angkutan udara heli Polri, sudah 232 warga yang baru bisa dievakuasi via udara dari 10 desa di Gunung Latimojong ke Belopa.

Warga yang dievakuasi masuk kategori prioritas, urgent dan emergency dan butuh penanganan lanjut di Belopa, ibu kota Kabupaten Luwu.

Sejak 3 hingga 16 Mei 2024, Sulsel dinyatakan status siaga I.

Melalui SK Gubernur Sulsel No 488/V/Tahun2024 Sulsel ditetapkan Status Tanggap Darurat, Banjir, Banjir Bandang, dan Tanah Longsor di Sulawesi Selatan Tahun 2024 yang berlaku mulai 3 Mei sampai 16 Mei 2024. 

Hingga Jumat (10/5/2024) dini hari, dari Makassar, Kapolda dan Dansat Brimob Polda Sulsel Kombes Pol Heru Novianto masih terus memantau operasi kemanusiaan dan penyaluran bantuan ke 16 Desa di tiga kecamatan pedalaman Luwu-Palopo (Latimojong, Suli dan Bua Ponrang).

"Malam ini anggota Nobar dulu, besok pagi lanjut pengawalan dan penyaluraan bantuan lagi ke Latimojong dan Suli Barat," ujarnya seraya membacakan update laporan tertulis dan video dari Kapolres Luwu AKBP Arisandi. (*)

 

Berita Terkini