TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tahun 1966, Prof Karta Jayadi kecil bersama kakak dan kedua orangtuanya merantau ke Makassar.
Sebelum hijrah ke Makassar, Prof Karta Jayadi dan keluarganya tinggal di Camba Maros Sulawesi Selatan.
Kedua orangtua Prof Karta Jayadi mencoba peruntungan mengembangkan perekonomian di Makassar dengan berjualan beras di Pasar Cidu.
Namun karena keuntungan tak kunjung berputar, modal kian menipis membuat ayah dari Prof Karta Jayadi banting setir jadi tukang batu.
Inilah sekelumit kisah dibalik Prof Karta Jayadi Rektor UNM terpilih baru-baru ini.
Prof Karta Jayadi, seorang anak tukang batu, mencapai puncak prestasi dengan terpilihnya sebagai Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2024-2028.
Kisah inspiratif ini terungkap melalui cerita yang disampaikan oleh kakak kandungnya, H. Kasmiati (64).
Kasmiati adalah satu-satunya kakak dari Profesor Karta Jayadi, yang juga merupakan seorang Guru Besar Antropologi Seni di Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM.
Kasmiati kemudian menceritakan perjalanan hidup mereka dari keluarga sederhana yang merantau ke Makassar pada tahun 1966.
Baca juga: Sosok Prof Karta Jayadi Rektor Baru UNM, Menang Usai 2 Kali Dikalah Pesaing Beratnya Prof Hasmyati
Di Kota Makassar, keluarga mereka tinggal di Jalan Lembo, Kecamatan Tallo.
"Namun, pada suatu waktu, kami terpaksa pindah karena rumah kami harus digusur untuk pembangunan jalan utama."
"Kami kemudian pindah ke Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan," ujar Kasmiati ketika ditemui di rumahnya.
Kasmiati kemudian berbagi kisah mengharukan tentang perjalanan hidup mereka dari masa kecil hingga dewasa.
"Saya ini hanya dua bersaudara, saya kakaknya," ungkap Kasmiati.
Ayahnya adalah tukang batu yang sebelumnya berprofesi sebagai penjual beras di Pasar Cidu, Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
Namun, kehidupan tidak selalu mudah baginya dan keluarganya.