TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Kasus pasien terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat di 2024.
Sejak Januari hingga April Dinas Kesehatan mencatat ada 1.850 kasus DBD.
Kadis Kesehatan Luwu, dr Rosnawary menyebut, Januari-April 2024 masyarakat terjangkit DBD di Luwu sebanyak enam orang.
"Dari interval Januari sampai April 2024 total ada 6 kasus. Terjadi di Pusekesman Ponrang Selatan 1 kasus, Pusekesmas Noling 1 kasus, Puskesmas Bua 1 kasus, Pusekesmas Walenrang 1 kasus, Puskesmas Suli 1 kasus dan Puskesmas Walenrang Barat 1 kasus," bebernya, Kamis (2/5/2024).
Kata dr Rosnawary, tak ada korban jiwa akibat penyakit disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini di Luwu.
"Alhamdulillah tidak kasus meninggal. Penanganan yang kita ambil dari semua kasus yang muncul itu melakukan penyelidikan epidemologi. Dan kasus di Bua, kita sudah lakukan fogging untuk membunuh nyamuk dan telur nyamuk yang bersarang," akunya.
Baca juga: Dinkes Sulsel Distribusi Alat Periksa DBD dan Abate ke 24 Daerah di Sulsel
Dirinya menambahkan, pihaknya sudah melakukan sosilalisasi tentang pentingnya menjaga perilaku hidup bersih.
Sebab, nyamuk Aedes aegypti sebagai biang penyakit DBD bisa berkembang biak dari genangan air.
"Kami sudah lakukan sosialisasi ke masyarakat, untuk menjaga kebersihan lingkungan setiap hari. Kerja bakti di tiap-tiap wilayah, melakukan gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) plus. Dan plus di sini adalah menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk," jelasnya.
"Jika ada ditemukan kasus kami juga langsung turun lakukan penyelidikan epidemiologi baik puskesmas yang didampingi Dinkes untuk kegiatan fogging," tambahnya.
Dirinya menambakan, ciri-ciri pasien terjangkit DBD ialah mengalami demam dan nyeri di badan.
Kondisi gejala lain bervariasi, sesuai dengan kondisi pasien.
"Gejalanya demam naik turun, nyeri atau sakit badan, mudah lelah, mual muntah, sakit kepala, bisa disertai batuk flu. Kemudian keluar bintik merah atau perdarahan dari hidung, atau mulut, sakit tenggorakan, nyeri sendi, gejala bervariasi tiap pasien," tutupnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana