Kasus DBD Sulsel

Kasus Demam Berdarah Sulsel Didominasi Anak Usia 0 - 14 Tahun, Tembus 49 Persen

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) menangani tujuh pasien gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) selama Januari 2024.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Selatan atau Sulsel meningkat di 2024.

Sejak Januari hingga April tercatat ada 1.850 kasus DBD.

Dari jumlah tersebut, kasus didominasi anak dengan rentang usia 0 sampai 14 tahun.

“Kasus DBD didominasi pada usia 0-14 tahun dengan 49,94 persen dan 15-44 tahun sebesar 42,90 persen,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel Yusri Yunus.

Untuk rentang usia diatas 44 tahun berada diangka 7,16 persen.

Data dihimpun Tribun-Timur.com, lebih rincinya ada 25 persen kasus untuk anak usia 1-4 tahun.

Lalu di rentang usia 15-14 tahun ada sekitar 25 persen.

Baca juga: Waspada! DBD Kian Melonjak di Maros, Dinkes Rilis 105 Orang Terpapar

Kadis Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar menyebut gigitan nyamuk penyebab DBD rentan terjadi di pagi atau sore hari.

Biasanya rentan menyasar untuk anak-anak maupun lansia yang kerap tidur di waktu tersebut.

Kondisi badan yang minim bergerak saat tidur, memudahkan nyamuk hinggap.

“Kalau ada nyamuk banyak penyebarannya. Gigitan nyamuk di pagi hari, kalau ada anak rentan maupun orangtua yang tidur pagi atau sore. Rentan itu digigit nyamuk,” jelas Ishaq Iskandar.

Tingginya angka ini membuat Dinkes Sulsel gencar sosialisasi pola hidup bersih dan sehat.

Fogging nyamuk di wilayah Rantepao, Toraja Utara, Selasa (21/6/2022). Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Toraja Utara, Sulawesi Selatan terus mengalami peningkatan (Dinkes Toraja Utara)

Pengendalian terhadap lingkungan rumah sangat penting mencegah nyamuk penyebab DBD.

Ishaq mengaku dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menekan angka DBD ini.

“Sudah ada edaran bagaimana menjaga lingkungan dengan gotong royong. Bersihkan solokan, genangan air dan tempat penampungan air,” jelas Ishaq.

“Sampah yang bisa jadi sarang nyamuk dibersihkan juga. Biasa di ban bekas, kaleng-kaleng,”
Ishaq menambahkan.

Apalagi, musim pancaroba sedang melanda Sulsel.

Curah hujan di Sulsel jadi tidak menentu.

Baca juga: BREAKING NEWS: Waspada DBD! 1.850 Warga Sulsel Kena dalam 4 Bulan, 10 Meninggal

Dalam sehari, bisa saja Sulsel dilanda hujan lebat, tapi beberapa jam kemudian terik matahari.

Genangan air pasca hujan tersebut menjadi masalah jika tidak dibersihkan segera.

Sebab bisa menjadi ruang bersarangnya nyamuk penyebab DBD.

Sehingga kunci agar tidak terjangkit dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Ruang-ruang gelap dan kosong di rumah menurutnya juga bisa jadi sarang nyamuk.

Masyarakat pun diminta aktif membersihkan bagian gelap dari dalam rumah.

Gejala Demam Berdarah

Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala DBD, Ketika gejala benar-benar terjadi, ini sering dikira sebagai penyakit lain, seperti flu.

Biasanya gejala DBD akan muncul mulai empat sampai 10 hari setelah mendapat gigitan nyamuk.

Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat celcius.

Selain itu, beberapa gejala demam berdarah lainnya, antara lain:

1. Sakit kepala

2. Demam naik turun yang terjadi 2-7 hari

3. Nyeri otot, tulang atau sendi

4. Mual dan muntah

5. Sakit di belakang mata

6. Kelenjar bengkak

7. Muncul bitnik merah

Fase Demam Berdarah

1. Fase 1 Demam Tinggi

Demam tinggi hingga 40 derajat celcius yang biasanya berlangsung selama 2-7 hari disertai dengan nyeri pada tubuh.

2. Fase 2 periode kritis

Pada fase ini, suhu pada tubuh dapat turun di bawah 38 derajat celcius.

Namun Sebenarnya dapat terjadi pendarahan dan kebocoran plasma darah.

3. Fase 3 pemulihan

Saat masa recovery DBD, cairan yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk kembali ke pembuluh darah. (*)

Berita Terkini