TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa partai politik sedang berusaha merapat ke Prabowo Subianto setelah dinyatakan menang di Pilpres 2024.
Beberapa partai yang merapat ke Prabowo diantaranya partai Nasdem dan PKB.
Terbaru, PKS dikabarkan akan merapat. Namun ditolak oleh Partai Gelora.
Meski beberapa partai berusaha merapat, namun sikap berbeda ditunjukkan PDIP.
Hingga kini, PDIP belum menentukan sikap untuk ganbung ke koalisi Prabowo.
Rencana PDIP pun diprediksi Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad.
Nyarwi Ahmad meyakini oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya hanya diisi oleh PDIP.
"Saya kira sampai hari ini kalau misalnya (NasDem dan PKB) bergabung. Maka partai yang tersisa kemungkinan besar yang tersisa PKS dan PDIP," kata Nyarwi dihubungi Senin (29/4/2024) malam.
Tetapi menurutnya yang paling bisa memainkan peran oposisi jelas PDI Perjuangan.
"Kalau kita lihat track record PKS dua kali mendukung Prabowo dalam pilpres dan juga kedekatan dengan Prabowo. PKS punya peluang ditarik dalam pemerintahan Prabowo," jelasnya.
Kemudian ia menyinggung semangat Prabowo untuk merangkul semua pihak.
"Kita bisa simak Prabowo semangatnya merangkul semuanya. Jadi saya kira PKS ini 40 persen masih punya peluang bergabung," jelasnya.
Menurutnya jika itu terjadi maka oposisi Prabowo-Gibran tinggal diisi oleh PDIP.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi mengaku telah menyiapkan kader-kader partainya yang terbaik jika diminta untuk bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Apalagi, pria yang akrab disapa Habib Aboe ini menyebut, PKS memiliki kader-kader muda yang siap berkontribusi besar bagi bangsa dan negara.