Prabowo Menang

Curhat Prabowo Saat Lihat Raut Wajah Anies - Muhaimin di KPU, Ganjar- Mahfud Tak Pernah Dipuji

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto (kiri) berbicara kepada media bersama Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka usai rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mengumumkan pemilihan presiden 2024 di kantor KPU di Jakarta pada 24 April 2024. (Photo by Yasuyoshi CHIBA / AFP)

"Kalau kontestasi kita adem adem saja, kalau kontestan itu tidak tajam namanya bukan pilihan rakyat. Rakyat minta pilihan. Saya terima masih ke Anies dan Cak Imin juga Ganjar-Mahfud," imbuhnya.

Prabowo pun mengakui kerasnya Anies Baswedan sebagai lawan debatnya selama proses debat resmi capres.

Namun di satu sisi, proses debat itu sendiri merupakan bagian dari demokrasi.

Untuk jadi pemimpin menurutnya harus kuat untuk diserang hingga dihujat.

"Tapi itu bagian dari demokrasi, kalau kita enggak kuat, diserang, dikritik, bahkan dihujat, ya jangan mau jadi pemimpin politik," ujarnya.

Saling serang dan kritik pernyataan tidak lepas menghiasi debat pilpres.

Salah satu interaksi yang menonjol di antara saat Anies mengajukan pertanyaan kepada Prabowo soal hubungan etika pemimpin negara dan kemampuannya menjaga kedaulatan negara.

Merespons ini, Prabowo menyebut tiga nilai yang perlu dimiliki seorang pemimpin negara cinta tanah air, kejujuran, dan kebersihan.

Prabowo kemudian bertekad membuktikan bahwa proses peralihan kekuasaan politik bisa berlangsung secara damai.

Itu seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019 di mana Prabowo merupakan kompetitor yang kalah, dan dirangkul masuk pemerintahan.

"Indonesia sebagai bangsa terbesar keempat di dunia, dan diakui sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, sekali lagi kita buktikan kepada dunia, kita mampu menyelesaikan proses peralihan kekuasaan politik secara damai," ucapnya.

Prabowo menyatakan dalam mewujudkan ini bukan perkara yang ringan.

Menurutnya transisi kekuasaan secara damai perlu jadi pandangan bersama semua pihak.

Proses ini membutuhkan upaya kenegarawanan dan sikap pemimpin dari semua tokoh berbagai partai politik.

"Ini tidak ringan, kita tidak boleh menganggap ini sesuatu yang dengan sendirinya bisa datang," ungkapnya.

Halaman
1234

Berita Terkini