Pilgub Sumut

PDIP Punya 2 Calon Penantang Mantu Jokowi Pilgub Sumut, Lebih Berpengalaman Dibanding Bobby Nasution

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bobby Nasution, Nikson Nababan, dan Edy Rahmayadi. Tiga calon gubernur Sumatera Utara.

"Ya nanti kita ambil formulir pendaftaran pencalonan Pilgub Sumut. Kita akan mencoba ke semua partai kalau bisa," jelasnya usai menghadiri acara halalbihalal seluruh ASN Pemko Medan, Selasa (16/4/2024).

Disinggung soal PDIP yang sudah menutup pintu, Bobby Nasution mengaku akan mencoba melakukan pendekatan kembali.

"Nanti, insyaallah kita coba (untuk ambil formulir ke PDIP)," menantu Presiden Joko Widodo itu.

Baca juga: Bobby Nasution Tak Mempan Gertakan PDIP, Tiga Parpol Percaya Diri Usung Mantu Jokowi di Pilgub Sumut

Bobby menjelaskan, dirinya akan berkomunikasi lagi dengan PDIP. Hanya saja, komunikasi tersebut untuk urusan kerja Pemko Medan.

"Enggaklah (komunikasi) saya selalu sampaikan dengan seluruh partai bukan urusan politiknya ya, tapi urusan kerja. Begitupun di DPRD Medan kita ke seluruh fraksi berkomunikasi untuk ambil keputusan sama-sama. Tidak ada yang gejolak terlalu tinggi. Semua disupport partai Politik," jelasnya.

Menurutnya, panggilan PDIP nantinya merupakan panggilan silaturahni saja.

"Mudah-mudahanlah bisa untuk panggilan rindu saja. Insyaallah mudah-mudahan (bisa ambil formulir di PDIP)," jelasnya.

PDIP: Semua boleh daftar kecuali Bobby

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya menutup pintu mengusung Bobby Nasution dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sumatera Utara.

Menurut Hasto, penolakan terhadap menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu adalah usulan dari bawah.

"Sudah ada pendaftaran-pendaftaran di daerah-daerah Sumatra Utara kemarin sudah melaporkan semua boleh mendaftar kecuali Mas Bobby, itu usulan dari bawah," kata Hasto di depan kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta pada Jumat (12/4/2024) malam.

Hasto menjelaskan, selama proses pendaftaran berlangsung, pelaksanaan Pemilu 2024 yang diwarnai dugaan kecurangan menjadi perhatian.

"Selama proses pendaftaran ini berlangsung, hal-hal yang menjadi kritik terbesar atas pelaksanaan Pemilu 2024 yang diwarnai abuse of power, penggunaan aparatur negara sumber-sumber negara, itu harus diatasi dulu. Kalau tidak, tidak ada gunanya Pemilu," ujarnya.

Hasto sebelumnya menegaskan PDIP tidak akan kembali mengusung Bobby di Pilkada Sumatera Utara pada November 2024.

Hasto menyebut, Bobby sudah tidak memiliki garis politik yang sama dengan PDIP.

Halaman
123

Berita Terkini