Keputusan ini diambil menyusul terjadinya longsor di dua titik pada Sabtu (13/4/2024) malam lalu.
Pertama, di Lingkungan Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale.
Kedua, Dusun Pangrata, Lembang (Desa) Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja.
Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, mengungkapkan bahwa sembilan kepala keluarga (KK) yang terdampak bencana tanah longsor akan direlokasi.
Baca juga: Mensos Risma Dijadwalkan Kunjungi Korban Longsor Toraja Besok
"Kita sudah rapat koordinasi tadi, memutuskan untuk menentukan relokasi dan kita akan melakukan pendekatan dengan masyarakat yang terdampak bencana longsor," katanya.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemulihan dan perlindungan terhadap masyarakat yang terkena dampak bencana.
Relokasi permukiman menjadi langkah yang penting untuk mengurangi risiko yang dihadapi oleh warga di wilayah rawan longsor.
Olehnya, Pemda Tator bakal melakukan pendekatan kepada warga yang terdampak bencana alam.
Dengan tujuan memfasilitasi proses relokasi mereka ke lokasi yang lebih aman.
Baca juga: Korban Longsor di Palangka Tana Toraja Masih Kekurangan Bantuan Logistik
"Relokasinya juga tidak jauh dari tempat tinggal warga yang terdampak," katanya.
"Jadi ada 7 KK di Palangka dan 2 dan di Pangrata ada dua KK," tambahnya.
Sementara, sebanyak 20 rumah warga yang rencananya akan dipindahkan.
Puluhan rumah ini merupakan korban longsor yang terdata sejak Januari 2024.
Identitas 20 Korban Longsor
Sebanyak 20 korban meninggal tertimbun longsor di Tana Toraja.