TRIBUN-TIMUR.COM, SINJAI - Berkah Ramadhan sepertinya menghampiri, Agung Anugrah.
Pemuda berusia 18 tahun asal Desa Aska, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai Sulsel ini menerima kabar mengejutkan, dirinya dinyatakan lulus lanjut kuliah di Universitas Indonesia atau UI.
Bagi lulusan SMA tentu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi adalah cita-cita tersendiri, apalagi lulus UI yang notabene salah satu kampus terbaik di Tanah Air.
Itulah yang dirasakan Agung Anugrah setelah dinyatakan berhasil menjadi salah satu dari ratusan ribu anak bangsa yang mencoba peruntungan menjadi mahasiswa UI.
Yang bikin bangga lagi, Agung Anugrah menjadi satu-satunya warga Sinjai yang berhasil lolos masuk UI pada tahun ini.
Agung Anugrah bukanlah pelajar yang datang dari keluarga berada.
Ayahnya buruh pabrik padi.
Sementara ibu Agung Anugrah berstatus guru honorer.
Walau demikian, Agung Anugrah tidak pernah merasa putus asa.
Baca juga: 7 Kampus Negeri Terima Mahasiswa Baru Tanpa Tes Ada UGM dan UI, Solusi Jika Gagal SNBP 2024
Baca juga: Sang Ibu Menikah Lagi dan Tak Kunjung Pulang, Ayah Meninggal 4 Anak di Sinjai Sebatang Kara
Meski sempat meragukan kemampuannya, Agung tetap gigih dalam mengejar cita-citanya.
Keberhasilan Agung membuktikan bahwa dia mampu mengatasi segala rintangan yang menghadangnya.
Agung berhasil lolos masuk UI melalui jalur undangan atau Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk jurusan Akuntansi, di mana ia harus bersaing dengan sekitar 2000 pendaftar dari seluruh Indonesia.
Dari ribuan pesaing, hanya 65 orang yang diterima, dan Agung merupakan salah satunya.
“Saya yakin ketika kita memohon kepada Allah SWT, hanya akan ada dua jawaban dari Allah yaitu, iya aku kabulkan dan iyaa nanti aku kabulkan,” kata Agung, Jumat (29/3/2024).
Prinsip Itu yang membut Agung percaya diri bisa lolos di UI.
“Saya tidak pernah berputus asa karena itu semua hanya akan menjauhkan kita dari Allah, selebihnya kita usahakan semampu apa yang kita bisa,” ujarnya.
Agung mengatakan tentunya juga tak lepas dari bantuan doa dan dukungan orangtuanya serra didikan dari gurunya.
“Alhamdulillah semua tak terlepas bantuan orang-orang terdekat saya,” katanya.
Profil dan Sejarah UI
Universitas Indonesia atau UI adalah perguruan tinggi yang memiliki sejarah institusi pendidikan paling tua di Asia.
Universitas Indonesia sebelumnya adalah sekolah tinggi ilmu kesehatan yang dibangun Belanda pada tahun 1849.
Sekolah ini resmi diberi nama sebagai Dokter-Djawa School pada tahun 1851.
Dokter-Djawa School kemudian mengalami perubahan nama menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (School of Medicine for Indigenous Doctors), atau disingkat sebagai STOVIA, pada tahun 1898.
STOVIA merupakan sekolah untuk para calon dokter terbaik di Indonesia selama 75 tahun, sampai akhirnya ditutup pada tahun 1927,
Setelah ditutupnya STOVIA, dibangun Sekolah Kedokteran beserta empat sekolah tinggi lain di beberapa kota di Pulau Jawa, yaitu Technische Hoogeschool te Bandoeng (Fakultas Teknik) di Bandung pada 1920, Recht Hoogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia pada 1924, Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Kemanusiaan) di Batavia pada 1940, dan Faculteit van Landbouwweteschap (Fakultas Pertanian) di Bogor pada 1941.
Melalui lima sekolah tinggi tersebut, dilahirkan sebuah universitas dengan nama Nood-universiteit (Universitas Darurat) pada tahun 1946.
Pada tahun 1947 Nood-universiteit mengalami perubahan nama menjadi Universiteit van Indonesië. Kemudian berubah menjadi Universiteit Indonesia pada 1950.
Universitas Indonesia memulai kegiatannya secara resmi dengan rektor pertamanya, yaitu Ir. R.M. Pandji Soerachman pada tanggal 2 Februari 1950. Saat itu Universitas Indonesia memiliki beberapa fakultas yang terbagi di beberapa daerah, yaitu Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra, dan Filsafat di Jakarta; Fakultas Teknik di Bandung; Fakultas Pertanian di Bogor; Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya; serta Fakultas Ekonomi di Makassar.
Di tahun 1954-1963 fakultas-fakultas Universitas Indonesia yang berada di luar Jakarta berkembang menjadi universitas.
Inilah yang menjadi latar belakang berdirinya perguruan tinggi negeri di berbagai kota di Indonesia.
Universitas Indonesia kini memiliki kampus utama yang dibangun pada tahun 1987 di bagian utara Depok, tepatnya di perbatasan antara wilayah Depok dan Jakarta Selatan.
Sebelum dibangunnya kampus Depok tersebut, Universitas Indonesia memiliki tiga kampus yang berlokasi di Salemba, Pegangsaan Timur, dan Rawamangun.
Kemudian kampus tersebut, kecuali kampus Salemba, pindah setelah kampus Depok yang berada di atas lahan seluas 320 hektare selesai dibangun.
Kampus Salemba hingga saat ini masih tetap digunakan untuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Program Pascasarjana.
Universitas Indonesia saat ini menaungi 13 Fakultas, Program Pascasarjana, dan Program Vokasi.
UI menjadi salah satu universitas yang menjadi tujuan favorit para calon mahasiswa dan menjadi salah satu dari tiga perguruan tinggi terbaik di Indonesia, bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (TB).
Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, UI terus berusaha mengembangkan kualitasnya dengan melakukan berbagai kerja sama dengan banyak perguruan tinggi ternama dunia dan beberapa asosiasi pendidikan dan riset.(*)