Ramadhan 2024

Sejarah Masjid Tua Al’ Mujahidin, Peninggalan Raja Bone ke-13 Berdiri Tahun 1639 M

Penulis: Wahdaniar
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mesjid Tua Al Mujahidin Bone

Bangunan masjid tersebut terbuat dari semen, Batu dan lataran masjid, Menara, bak air tempat berwuduh dan Toilet terbuat dari tegel/keramik, selain itu masjid dilengkapi dengan Mimbar berbahan keramik, Kaligrafi Besar , Kubah masjid, garasi, Tempat Hijab wanita, Mobil Jenasah (Ambulance) dan Tempat Memandikan Jenasah.

Pintu masuk masjid terbuat dari kayu dan berjumlah 9, yang terdiri dari 3 pintu bagian depan, 3 pintu bagian samping kanan dan 3 pintu bagian samping Kiri. 

Pada ujung Kubah mimbar terdapat guci yang disebut mustika berasal dari Negara Cina diperkirakan pada masa Dinasti Ming, Kubah/Puncak Mimbar berwarna kuning keemasan yang bergambar naga. 

Namun waktu dan siapa yang menyimpan guci ini belum diketahui karena kurangnya informasi dari narasumber serta tidak ada lagi narasumber lain yang mengetahuinya. 

Masjid Laung’e saat ini digunakan sebagai tempat melaksanakan Ibadah secara berjamaah seperti , Shalat 5 Waktu, Shalat Jumat dan Kegiatan bulan suci Ramadhan (Shalat Taraweh, I’tikaf dan Shalat Tasbih).

Masjid Laung’e juga digunakan sebagai tempat kegiatan sosial seperti, Peringatan Hari Besar Islam (Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Saw, dan Isra Miraj), Pengajian setiap minggu dan ceramah, Kegiatan Pendidikan taman Kanak-kanak dan Madrasah Ibtidayah, pelatihan Barsanji bagi anak-anak dan Shalat Jenasah.

Sementara iman mesjid Tua Al Mujahidin, Taufik mengatakan menjadi iman mesjid yang merupakan mesjid bersejarah di Kabupaten Bone. 

"Sudah lama saya menjadi iman disini, sekitar 18 tahun. Saya sangat bangga bisa dipercayakan menjadi imam di mesjid bersejarah di Kabupaten Bone" ujarnya saat dikonformasi wartawan Tribun Timur, Jumat (15/03/2024).

Berita Terkini