TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Menjadi Pengawas Kelurahan/Desa (PKD) adalah jalan pengabdian bagi Afrisal.
Menjadi pengawas di daerah terpencil seperti Rante Alang menjadi tantangan tersendiri.
Keterbatasan akses jalan dan jaringan internet yang tidak memadai menjadi salah satu kesulitan yang menghampiri.
Bagaimana tidak, dengan jumlah personil yang hanya 1 orang, Afrisal harus mengawal 4 TPS.
Belum lagi, akses jalan di kampungnya belum tersentuh aspal.
Mau tak mau, Afrisal harus menerjang jalanan bebatuan untuk bisa sampai ke TPS.
Afrisal bertugas untuk mengawasi 6 TPS yang berada di Desa Rante Alang.
Meski sudah terbantu dengan adanya Pengawas TPS (PTPS), kerja Afrisal sepenuhnya tak mudah.
"Kesulitannya mungkin karena tidak ada jaringan. Jadi kita tidak bisa berkomunikasi tentang keadaan di TPS. Jadi memang harus meninjau langsung," jelasnya, Rabu (14/2/2024).
Kata Afrisal, kendala selanjutnya terletak pada pemilih.
Kebanyakan warga Desa Rante Alang, aku Afrisal, merupakan warga pendatang.
Sehingga ia harus memastikan betul, apakah warga tersebut bisa menyalurkan hak pilihnya dengan baik.
"Rata-rata pendatang, dan jumlahnya hampir sama dengan orang asli. Mereka di sini hanya untuk berkebun cengkeh. Kalau sudah panen, biasanya sudah tidak di sini lagi," akunya.
Lasa pemilu 2024, ini menjadi pengalaman pertana Afrisal, menjadi PKD.
Ia mengaku, harus belajar sedikit tentang peraturan pemilu.
Ditambah, ia harus melaporkan hasil pengawasan di desanya kepada panwascam.
"Karena kan ada laporan yang harus diberikan ke panwas kecamatan, jadi kita harus tau betul apa yang terjadi di lokasi," tutupnya.
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana