MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Maklumat Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Jamaluddin Jompa (56) soal aksi "Keprihatinan Bangsa" sejumlah guru besar dan dosen disebut tidak Mewakili Institusi, Jumat (2/2/2024) kemarin, terus menuai kontroversi dan alumni dan sivitas akademik.
Salah satu almunus Fakultas Ekonomi Unhas, Mulawarman (58), menyebut Maklumat Rektor Nomor: 05426/UN4.1./HK.05/2024 adalah bukan reaksi seorang akademik.
"Maklumat itu adalah pengkhianatan intelektual. Mimbar bebas itu adalah kewajiban kampus, bukan malah dihalangi," ujar aktivis era 1980 dan jurnalis era reformasi itu, kepada Tribun, Sabtu (3/2/2024).
Mulawarman menyebut maklumat rektor sebagai bentuk penghalangan kebebasan berpendapat dan aksi Mimbar Bebas, yang dijamin dalam UUD 1945 dan UU Pendidikan Tinggi No 12 Tahun 2012.
"Mimbar bebas guru besar itu ada di Pasal 8 UU Pendidikan Tinggi. Rektor UGM, Rektor UI dan kampus lain tak terbitkan maklumat seperti di Unhas," ujarnya.
Baca juga: Rektor Prof Jamaluddin Jompa Tegaskan Aksi Guru Besar Tidak Mewakili Unhas!
Pegiat unit penerbitan kampus Majalah identitas Unhas era 80-an menyebut aksi 15 dosen dan guru besar di pelataran Rektorat Unhas itu, bukan terkait politik nasional atau dukungan calon presiden.
Dia bahkan menyebut Prof Jompa sosok guru besar penakut.
"Inilah risiko kalau rektor bukan berbasis aktivis tak punya nyali. Dia lebih banyak di perpustakaan dan birokrasi kampus," ujarnya.
Mulawarman memuji aksi Mimbar Bebas oleh Prof Dr Triyatni Martosenjoyo, Prof Dr Amran Razak, Prof Dr Aidir Amin Daud MH, Prof Dr drg A Arsunan Arsin, Prof Tasrif Surungan, Dr Hasrullah dan dosen lain menjelaskan bahwa universitas itu bukan Menara Gading Ilmu saja.
Dikatakan, Itu adalah aksi affirmasi bahwa Unhas tidak terpisah dan berjarak jauh dengan realitas, dekat dengan perkembangan nasional yang sudah mengarah ke pelanggaran konstitusi dan etika bernegara.
Hari Jumat kemarin, sekitar 15 guru besar, dosen mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak sivitas akadmika menyampaikan keprihatinan "Menyelamatkan Demokrasi".
Sejumlah klip video dan flyer digital juga viral di kalangan kampus dan publik.
Dalam maklumat resmi berkop logo Unhas, rektor menyebut aksi itu tidak mewakili Unhas sebagai institusi.
Sebelumnya, mantan Ketua BEM Unhas (2020-2022) dr. Imam Mobilinggo, S.ked menyampaikan sejatinya Unhas berterima kasih karena masih ada guru besar dan dosen yang mau menyuarakan hati nurani mereka.
"Saya yakın, diluar Unhas banyak yang menghargai dibandingkan dari dalam Unhas sendiri. Saya mendapat banyak ucapan baik dari teman-teman di UGM, UI dan beberapa PT lain."