Karena anak-anak sangat rentan, mereka harus diawasi setiap saat.
Jika Anda menemukan diri dalam kesulitan, maka cobalah untuk tidak panik.
Sebagai gantinya, ikuti saran 'float to live' dari RNLI.
Lawan naluri untuk berenang sekuat tenaga karena itu hanya akan membuatmu lelah.
Sebaliknya, condongkan tubuh ke belakang, rentangkan lengan dan kakimu dalam bentuk bintang laut, dan mengapung.
Mungkin kamu harus menggoyangkan anggota tubuh dengan pelan untuk menjaga diri tetap berada di atas air.
Setelah kamu mampu mengendalikan pernapasan, kamu dapat mempertimbangkan langkah selanjutnya.
Apakah itu untuk meminta bantuan atau mencoba dan berenang ke tempat yang aman.
Selain itu, kamu juga harus mengetahui batasan-batasan saat berenang terutama di pantai.
“Tenggelam hampir selalu merupakan akibat dari orang yang melebih-lebihkan kemampuan berenang mereka dan meremehkan risiko dan bahayanya,” kata Pimpinan South East Water Safety di Royal National Lifeboat Institution, Guy Addington dilansir Euro News.
“Orang-orang berpikir kemampuan mereka di kolam renang sesuai dengan kemampuan mereka di lingkungan perairan terbuka.
Tapi 'lantainya' tidak rata, Anda tidak tahu di mana bagian yang dangkal, Anda tidak tahu di mana bagian yang dalam dan airnya bergerak," kata dia.
Kamu juga harus menyadari kondisi lingkungan saat itu, mulai dari cuaca, arus, hingga benda-benda yang berada di sana.
Jika kamu berada dalam keadaan mengambang berjuang untuk hidup, berenanglah sejajar dengan air pantai untuk mencoba keluar dari arusnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana