Matinya BEM Unhas

Editor: Ari Maryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mulawarman Jurnalis, Alumnus Unhas

Oleh: Mulawarman
Jurnalis, Alumnus Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas mati? Pernyataan ini boleh jadi bagi sebagian orang cukup hiperbolik, mengingat besarnya harapan masyarakat akan power gerakan mahasiswa.

Betapa tidak, saat sebagian mahasiswa di sejumlah daerah, terutama di Jawa aktif berbicara menyuarakan suara kritis generasinya dan publik, menolak politik dinasti rezim Jokowi yang diyakini mahasiswa akan mematikan demokrasi di NKRI.

Mahasiswa Unhas, tidak kunjung terdengar suaranya, meski sayup-sayup, karena BEM Unhas tengah mati suri.

Yang memprihatinkan, BEM Unhas mati suri, bukan karena ulahnya sendiri, tapi dipaksa untuk mati suri oleh "tangan-tangan" pejabat-pejabat universitas yang notabene akademisi Unhas.

Universitas merekayasa eko sistem lingkungan akademik dan kemahasiswaan di kampus, agar tidak ada ruang dan peluang untuk tumbuh berkembangnya minat dan motivasi mahasiswa untuk aktif berorganisasi dan berlembaga, menghidupkan BEM Unhas.

Akibatnya, organisasi intra kampus itu, sepi peminat lalu kemudian non aktif hingga pada akhirnya BEM Unhas mati suri mejemput ajalnya.

Bila BEM yang selama ini jadi wadah pembelajaran dan kritisisme mahasiswa hilang, maka sulit rasanya menaruh harapan pada kampus menjadi lokomotif perubahan.

Tulisan ini akan menyoroti sisi lain BEM Unhas yang tengah menunggu ajalnya.

Faktor-faktor yang berada di belakangnya, serta langkah yang perlu diambil agar spirit agent of change itu tetap tumbuh di lingkungan akademik di kampus Tamalanrea.

BEM dan Ruang Aktualisasi Mahasiswa

BEM yang sejak awal pendiriannya, diniatkan menjadi wadah bagi aktivisme mahasiswa di internal kampus, mengalami pasang surut. Mulai dari Dewan Mahasiswa (Dema) pada saat Orde Lama.

Kemudian Senat Mahasiswa di masa orde Baru, hingga menjadi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di masa reformasi.

Di Unhas, Dema-nya pernah sangat aktif dan melahirkan banyak tokoh nasional.

Sebut saja, Tadjuddin Noor Said, Marwah Daud Ibrahim, Jusuf Kalla, Prof Paturusi, Husni Tanra, Taslim Arifin, Madjid Sallatu dan tokoh-tokoh nasional alumni Unhas lainnya.

Halaman
1234

Berita Terkini