TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) memberikan beasiswa untuk 100 mahasiswa baru dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM).
Beasiswa itu diberikan untuk mendorong lahirnya generasi muda yang berdaya saing, adaptif, dan memiliki kepemimpinan berbasis nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
100 orang mahasiswa itu dikumpulkan dalam kegiatan Future Leaders Fellowship Program 2025 yang dirangkaikan dengan masa penerimaan anggota baru (Mapaba) di Balai Diklat Keagamaan, Jl Sultan Alauddin, Kota Makasar, Rabu (6/8/2025).
Ketua PW IKA PMII Sulawesi Selatan, Mukhtar Thahir Syarkawi, mengatakan saat ini PMII sedang berupaya mengembangkan pola kaderisasi yang berbeda dari biasanya, sebagai bagian dari strategi pembinaan generasi muda.
"Upaya ini kami maksudkan agar para alumni bisa memberikan kontribusi nyata, salah satunya melalui pemberian beasiswa kepada 100 mahasiswa, masing-masing 50 dari UNM dan 50 dari Unhas,” katanya.
Program beasiswa ini, kata dia, bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar bisa lebih berprestasi dan dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter dan bermoral.
“Kami sedang mendorong lahirnya kepemimpinan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki misi kebangsaan dan keislaman," ujarnya.
Insya Allah, ke depan jumlah penerima beasiswa bisa bertambah menjadi 200 orang, bahkan lebih, seiring dengan perluasan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi,” tambah dia.
Mukhtar mengaku, beasiswa dari IKA PMII ke depan diharapkan tidak hanya menyasar perguruan tinggi besar atau ternama, tapi juga kampus-kampus kecil di berbagai daerah.
“Jangan sampai organisasi menjadi hambatan dalam studi. Justru PMII harus menjadi alat untuk mempercepat penyelesaian kuliah dan mencetak pemimpin bangsa,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Besar IKA PMII, Mulyadi Prayitno, Mengatakan program beasiswa ini merupakan bagian dari skema besar bertajuk Future Leadership Philosophy, yang digagas oleh PB IKA PMII.
“Tujuannya adalah menciptakan kepemimpinan muda yang kompetitif, adaptif, dan berdampak luas terhadap masa depan mereka, khususnya mahasiswa baru,” katanya.
Ia mengaku, program ini dirancang agar sejalan dengan masa penerimaan mahasiswa baru dan menjadi bagian dari proses kaderisasi yang memperkuat eksistensi organisasi ekstra-kampus seperti PMII.
Program ini telah digelar di sejumlah perguruan tinggi negeri ternama, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, dan kini juga dilaksanakan untuk Kampus Unnhas dan UNM.
Mulyadi juga menegaskan bahwa beasiswa, pada dasarnya, merupakan hak mahasiswa dari negara, terutama yang berasal dari keluarga tidak mampu melalui skema Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Mahasiswa PMII berperan aktif membantu mengorganisasi dan memperjuangkan agar penerima KIP ini bisa mengakses beasiswa dengan baik,” jelasnya.