TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) berlangsung ‘panas’ di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023) malam.
Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD beradu gagasan seputar ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Pengamat Ekonomi Bisnis Universitas Hasanuddin, Andi M Nur Bau Massepe, menilai debat tersebut lebih banyak serang menyerang.
Bukan beradu gagasan visi dan misi dalam bidang ekonomi.
“Debat Cawapres tadi malam lebih banyak menyuguhkan serang menyerang, dari pada memberi kita wawasana tentang visi misi ekonomi mereka,” katanya, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Sabtu (23/12/2023).
Menurut Andi M Nur Bau Massepe, masyarakat membutuhkan visi besar ekonomi pemimpin terkait strategi memajukan perekonomian Indonesia.
Juga terkait cara menjadi negara maju, dan potensi krisis ekonomi yang mengancam di tengah perang dunia dan pelemahan ekonomi di Amerika, hingga cara mengatasi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Aspek-aspek tersebut, kata dia, tidak dibahas Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD .
“Kubu Gibran hanya mepromosikan program dari orang tuanya pak Jokowi, yang menurut saya telah gagal dalam memimpin,” jelas Andi M Nur Bau Massepe.
Sementara Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Abdul Muttalib menyebut, sebagai ajang debat, masih relevan bagi pemilih dalam menentukan paslon pilihan di Pilpres.
Menurutnya, pemilih akan memperhatikan penampilan figur tidak hanya saat debat disiarkan secara langsung, melainkan pascadebat melalui berbagai kanal ataupun media sosial.
“Ketiga Cawapres ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam debat ini,” katanya.
Abdul Muttalib menyebut, Muhaimin Iskandar dari sisi retorika dan public speaking, hal ini tidaklah sulit.
Begitu pun dari sisi pengetahuan dan pengalaman ekonomi, tentu juga mumpuni.
“Namun tentu kedalaman substansi ekonomi yang akan ditanyakan panelis, saya tidak sepenuhnya yakin apakah Gus Imin akan menjawab seluruh hal yang diharapkan oleh panelis nanti,” sebutnya.