TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor 3 Prof Mahfud MD menyoroti lemahnya diplomasi Indonesia dalam perekonomian global.
Prof Mahfud menilai ada permasalahan mendasar dalam proses rekrutmen diplomat.
"Masalah diplomasi itu normatif, sebenarnya diplomasi selama tidak jalan sistem rekrutmen diplomat harus ditinjau diulang," jelas Prof Mahfud MD dalam Debat Perdana Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023) malam.
Dirinya pun membandingkan dengan diplomat Indonesia di masa lalu.
Menurutnya, diplomat Indonesia banyak lebih bagus di masa lalu.
Hal ini pun berkaitan dengan sistem rekrutmen yang dilihat sarat kepentingan.
"Dulu diplomat bagus, sekarang kadangkala ada titipan partai," kata Prof Mahfud.
Dengan menempatkan orang 'titipan', Prof Mahfud menilai proses diplomasi sulit berjalan.
Pasalnya pendidikan soal diplomasi tidak mampu dikuasai sepenuhnya.
"Setelah bertugas tidak ngerti, tidak tau dasar-dasar diplomasi," jelasnya.
Prof Mahfud pun berencana mengatur kembali mekanisme sampai syarat perekrutan diplomat.
"Diplomasi, diatur kembali lah rekrutmennya betul betul orang bersyarat," katanya.
Dalam perekonomian dunia, Indonesia dicitrakan dari seorang Duta Besar dan diplomat.
Kelihaian Dubes menjadi penentu Indonesia dalam pasar perekonomian dunia.
Prof Mahfud menilai seorang dubes harus lihai dalam melihat peluang perekonomian.