TRIBUN-TIMUR.COM - “Really..! seru Kenzo Nambu.
Gelandang PSM Makassar itu seakan tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar dari Manager PSM Makassar Muhammad Nur Fajrin.
“Iya. Bapak Aksa Mahmud ajak Kenzo makan malam bersama dia,” Fajrin mengulangi perkataan yang disangsikan pencetak 8 gol PSM Makassar di Liga 1 2023/2024.
Kenzo lalu mengetik di layar ponselnya. Lalu memperlihatkan foto.
“Ini. Ini orangnya,” kata Kenzo Nambu.
“Ya, dia Hiroshi Nakajima, President and CEO Kanden Power-Tech Corporation. Ini yang akan kita temani makan malam sebentar,” kata Fajrin.
Baca juga: Pengusaha Jepang Juga Takut Istri
Baca juga: Persahabatan Aksa Mahmud dengan Konglomerat Jepang, Pandu Makan Coto hingga Konro Kuda
Kenzo menatao tajam Fajrin.
“Kamu kenal? Pernah dengar Kanden Power?” tanya Fajrin.
“Kanden Power ini sangat terkenal di Jepang. Hampir semua orang Jepang, terutama di Tokyo dan Osaka tahu ini,” kata Kenzo Nambu.
Kenzo Nambu lalu memperlihatkan lagi foto-foto Nakajima yang dia peroleh dari hasil pencarian di ponselnya.
Seakan untuk semakin meyakinkan dirinya bahwa benar orang itu yang dimaksud Fajrin.
“Kalau di Jepang, tidak mungkin saya bisa bertemu ini orang,” tutur Kenzo dalam Bahasa Inggris.
Aksa Mahmud meminta Fajrin mendatangkan Kenzo dalam jamuan makan malam untuk Nakajima di Makassar, Sabtu (25/11/2023).
Alhasil, dua tokoh beda profesi dan usia itu makan malam bersama di Konro Karebosi.
Bos salah satu raksasa perusahaan pembangkit listrik di Jepang itu datang ke Makassar bersama Chief International Business Development Kanden Power -Tech Corporation Hiroyuki Yomori dan Manager International Business Development Kanden Power-Tech Corporation Masayashi Yamashita.
Di hari ke-4 di Makassar, Aksa membawa Nakajima, Yomori, dan Yamashita ke Jeneponto.
Dalam perjalanan ke Jeneponto, beberapa kali Nakajima tersenyum dan manggut-manggut melihat situasi sekeliling ataupun mendengar penjelasan Aksa Mahmud.
Saat melintas di Sungguminasa, Gowa, menuju Takalar, Nakajima secara khusus bertanya ke Aksa Mahmud melalui penerjemah, Agus Nawi Rahmat Shagir.
“Mengapa tidak ada jembatan penyeberangan?” tanya Nakajima.
“Ya … Mungkin karena di sini orang sudah pandai semua menyeberang di jalan raya,” kata Aksa Mahmud.
Tubuh Nakajima berguncang tertawa mendengar jawaban Aksa Mahmud.
Nakajima memang lebih banyak bicara dalam Bahasa Jepang. Sesekali Aksa Mahmud bicara kepadanya dalam Bahasa Inggris.
“Tapi di Jepang juga dulu begini. Jalan raya seperti ini. Tapi sekarang sudah bagus,” kata Nakajima.
“Iya, nanti juga di sini akan semakin bagus dan tertata dengan baik. Pelan-pelan akan terus dibenahi dan diperbaiki,” kata Aksa Mahmud.
Perjalanan 170 km, Makassar-Jeneponto pergi pulang, itu terasa enteng karena canda dua sahabat yang sama-sama pengusaha sukses.
Aksa Mahmud mengajak Hiroshi Nakajima keliling PLTU Jeneponto.
Hiroshi Nakajima didampingi Hiroyuki Yomori yang menjabat Chief International Business Development Kanden Power-Tech Corporation dan Masayashi Yamashita yang menjabat Manager International Business Development Kanden Power-Tech Corporation.
Sementara Aksa Mahmud didampingi Direktur PLTU Jeneponto Djuanda Duli, Direktur Madani Citra Mandiri (MCM) Dahlan Alif Nurdin, dan staf legal Bosowa Rizkian Fajar.
“Luar biasa ini, Pak. Bersih sekali,” ujar Agus Nawi menyampaikan apresiasi Hiroshi Nakajima ke Aksa Mahmud di sela mereka kelilingi lokasi pabrik.
Sebelum meninjau pabrik, Aksa Mahmud membawa ketiga tamunya melihat kamar pribadinya di kantor PLTU Jeneponto.
Kamarnya berdampingan dengan kamar Presiden Direktur. Kedua kamar itu dilengkapi kasur empuk laiknya kamar hotel.
“Pak Aksa sudah pernah nginap di sini?” tanya Agus Nawi.
“Ah belum pernah. Saya belum pernah nginap di sini,” kata Aksa Mahmud.
“Pak Erwin (Erwin Aksa) sudah nginap di kamarnya, Pak,” ujar Djuanda Duli.
Djuanda Duli menghidangkan tuak manis dan es kelapa muda campur buah lontar.
Ada juga pisang goreng dan sukun goreng.
Agus Nawi tidak menemukan bahasa Jepang untuk buah sukun.
Persahabatan Aksa Mahmud dengan Bos Listrik Jepang
Lima hari Aksa Mahmud menjamu tamunya dari Jepang.
Sang tamu bukan orang sembarang.
Mereka adalah konglomerat Negeri Sakura.
“Di Tokyo dan Osaka, mereka ini adalah pengusaha top. Boleh dibilang paling toplah,” ujar Agus Nawi Rahmat Shagir, Presiden Direktur NiGO Co Ltd yang menjadi translater pertemuan Aksa Mahmud dengan empat sahabat barunya itu, di sela perjalanan ke Jeneponto, Selasa (28/11/2023).
Ketiga sahabat baru Aksa Mahmud adalah Hiroshi Nakajima yang juga President and CEO Kanden Power-Tech Corporation, Hiroyuki Yomori yang menjabat Chief International Business Development Kanden Power -Tech Corporation, dan Masayashi Yamashita yang menjabat Manager International Business Development Kanden Power-Tech Corporation.
Mereka tiba di Jakarta dan langsung meeting dengan Aksa Mahmud dan jajaran Bosowa pada Kamis (23/11/2023).
Hari Sabtu (25/11/2923) mereka sudah melanglang buana di Makassar.
Aksa Manmud menyuguhkan Pantai Indah Bosowa kepada pada bos Kanden Power -Tech Corporindo.
Kemudian mereka diajak berenang di Pulau Pannambungan.
Kanden Power-Tech Corporindo didirikan tahun 1956.
Perusahaan ini telah mengembangkan bisnisnya sebagai sekelompok insinyur profesional yang sangat mendukung pengoperasian pembangkit listrik termal Kansai Electric Power Company (KEPCO) yang aman.
Kanden Power juga mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam bisnis energi terintegrasi sekaligus menanggapi berbagai tren kebijakan energi dan lingkungan seputar industri tenaga listrik.
Kemarin, 14 jam Aksa Mahmud bersua dengan Pengusaha dari Negeri Matahari Terbit itu.
Mereka makan coto di Jalan Nusantara, pukul 18.15 wita.
“Kasi ini sedikit,” ujar Aksa Mahmud kepada Nakajima dan Yomori sambil menuangkan garam ke mangkok coto.
“Lalu kasi kecap. Kalau ini bisa banyak-banyak, sesuai selera,” lanjut Aksa memeragakan cara memencet botol kecap.
“Hai...hai....” kata Nakajima sambil tersenyum.
Tiap kali Aksa bicara, Nakajima mengangguk ke arah Agus.
Alumnus IMMIM itu langsung mengerti dan segera menerjemahkan pernyataan Aksa.
“Setelah makan coto, sebentar kita makan Konro Kuda di Jeneponto,” kata Aksa.
Dalam perjalanan ke Jeneponto untuk memantau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dikelola PT Bosowa Energi, mereka mampir di RS Primaya, Universitas Bosowa, dan Bosowa Berlian Motor.
Nakajima mempertanyakan kondisi Jalan Poros Makassar-Bulukumba ketika kendaraan mereka mulai tersendat di Sungguminasa, Gowa.
“Makassar ini macet karena Jepang,” ujar Aksa.
Nakajima tersentak setelah mendengar Agus menerjemahkan pernyataan Aksa.
“Coba lihat, yang bikin macet itu. Kalau mobil itu kebanyakan Mitsibushi, Toyota. Kalau motor, Honda, Yamaha, Kawasaki. Semuanya dari Jepang,” jelas Aksa. Nakajima terguncang karena tawa.
“Di Jepang, membangun jalan sama dengan membangun jaringan telepon. Jadi jaringannya dulu dibangun baru datangkan teleponnya,” kata Hiroshi Nakajima
“Di Indonesia, teleponnya dulu dibeli baru bangun jaringannya. Malah ada yang beli kulkas dulu baru tunggu jaringan listrik,” timpal Aksa Mahmud.(*)