Dalam perjalanan ke Jeneponto, beberapa kali Nakajima tersenyum dan manggut-manggut melihat situasi sekeliling ataupun mendengar penjelasan Aksa Mahmud.
Saat melintas di Sungguminasa, Gowa, menuju Takalar, Nakajima secara khusus bertanya ke Aksa Mahmud melalui penerjemah, Agus Nawi Rahmat Shagir.
“Mengapa tidak ada jembatan penyeberangan?” tanya Nakajima.
“Ya … Mungkin karena di sini orang sudah pandai semua menyeberang di jalan raya,” kata Aksa Mahmud.
Tubuh Nakajima berguncang tertawa mendengar jawaban Aksa Mahmud.
Nakajima memang lebih banyak bicara dalam Bahasa Jepang. Sesekali Aksa Mahmud bicara kepadanya dalam Bahasa Inggris.
“Tapi di Jepang juga dulu begini. Jalan raya seperti ini. Tapi sekarang sudah bagus,” kata Nakajima.
“Iya, nanti juga di sini akan semakin bagus dan tertata dengan baik. Pelan-pelan akan terus dibenahi dan diperbaiki,” kata Aksa Mahmud.
Perjalanan 170 km, Makassar-Jeneponto pergi pulang, itu terasa enteng karena canda dua sahabat yang sama-sama pengusaha sukses.
Aksa Mahmud mengajak Hiroshi Nakajima keliling PLTU Jeneponto.
Hiroshi Nakajima didampingi Hiroyuki Yomori yang menjabat Chief International Business Development Kanden Power-Tech Corporation dan Masayashi Yamashita yang menjabat Manager International Business Development Kanden Power-Tech Corporation.
Sementara Aksa Mahmud didampingi Direktur PLTU Jeneponto Djuanda Duli, Direktur Madani Citra Mandiri (MCM) Dahlan Alif Nurdin, dan staf legal Bosowa Rizkian Fajar.
“Luar biasa ini, Pak. Bersih sekali,” ujar Agus Nawi menyampaikan apresiasi Hiroshi Nakajima ke Aksa Mahmud di sela mereka kelilingi lokasi pabrik.
Sebelum meninjau pabrik, Aksa Mahmud membawa ketiga tamunya melihat kamar pribadinya di kantor PLTU Jeneponto.
Kamarnya berdampingan dengan kamar Presiden Direktur. Kedua kamar itu dilengkapi kasur empuk laiknya kamar hotel.
“Pak Aksa sudah pernah nginap di sini?” tanya Agus Nawi.