TRIBUN-TIMUR.COM - Kebijaksanaan dan keteladanan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai tokoh bangsa patut dihargai dan dijunjung tinggi.
Gus Dur, tokoh kebanggaan Nahdlatul Ulama (NU) dan mantan Presiden RI ke-4, dikenal karena visi inklusifnya, promosi toleransi, dan nilai-nilai demokrasi yang tinggi.
Beliau tidak hanya mencapai jabatan tertinggi di negara ini, tetapi juga dikenal sebagai pemimpin yang menghormati perbedaan dan berusaha membangun persatuan di tengah keragaman masyarakat Indonesia.
Keteladanan Gus Dur terus memengaruhi para muridnya, termasuk Prof Dr Mahfud MD, yang tidak hanya menjadi cawapres tetapi juga kader yang benar-benar belajar langsung dari Gus Dur.
Dalam panggung kampanye yang penuh semangat, sosok yang dianugerahi gelar kehormatan Karaeng Tojeng dari Lembaga Adat Galesong mengenang akar keilmuan dan keteladanan Gus Dur sebagai bekal untuk mendampingi capres Ganjar Pranowo dalam memimpin Indonesia di masa mendatang.
Prof Mahfud, dalam berbagai kesempatan, dengan antusias menerjemahkan nilai-nilai keteladanan Gus Dur, seperti kebijaksanaan, keadilan, dan semangat toleransi.
Rekam jejaknya dalam kebijakan-kebijakan menunjukkan dukungannya terhadap kesejahteraan rakyat melalui kepastian hukum.
Keberpihakan Mahfud pada keadilan, hak asasi manusia, dan kebebasan beragama mencerminkan pengaruh kuat warisan Gus Dur dalam jejak kepemimpinannya.
Sebagai sumber inspirasi, Gus Dur memberikan landasan yang kuat bagi generasi penerus seperti Mahfud untuk memimpin dengan integritas, kebijaksanaan, dan semangat pelayanan kepada rakyat Indonesia.
Belajar langsung dari Bapak Pluralisme
Awal kedekatan Mahfud MD diceritakan pada saat tahun 1983, saat Mahfud masih menjadi dosen muda di Yogyakarta.
Sosok yang juga menjabat sebagai Menkopolhukam ini sering mengundang Gus Dur untuk memberikan ceramah di kampus tempatnya mengajar.
Hal ini dilakukan Mahfud agar menunjukkan kepada lingkungan kampus bahwa NU adalah organisasi dengan para tokoh dan sosok yang memiliki pemikiran yang luas.
Rekam jejak Mahfud pun berlanjut kala dirinya berperan sebagai kader NU. Mantan kuasa hukum Gus Dur, Tohadi, menegaskan bahwa Mahfud merupakan kader NU dan pernah menjabat kepengurusan struktural di lingkungan NU.
“Pak Mahfud MD itu pernah menjadi penasehat Pengurus Wilayah GP Anshor DI Yogyakarta, pernah tercatat secara sah sebagai Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) masa khidmat 2012-2017,” ujarnya.