Misi yang diemban Rasulullah Saw adalah misi besar, yaitu mengeluarkan umat manusia dari kejahiliyaan menuju kehidupan mulia.
Beliau diutus sebagai Rahmatan lil ‘aalamiin, rahmat bagi seluruh umat manusia.
Sebagai penyempurna akhlaq, selain mengajarkan Tauhid, keyakinan pada kebenaran dan keunggulan Islam, juga mengkonstruksi alam bawah sadar menuntun lahirnya cita-cita besar untuk menguasai dan mengatur peradaban dunia, menjadi bagian integral dari manhaj Nabawi.
Hidayatullah yang saat ini sudah setengah abad berkiprah di persada bumi Nusantara ini dengan mengusung dua mainstrem gerakan yakni Tarbiyah dan Dakwah, dengan teguh meyakini bahwa merujuk kepada pola dasar Sistematika Wahyu adalah kunci menuju keutuhan ajaran Islam.
Dalam visi Hidayatullah, wujud Peradaban Islam bukan sekadar slogan, melainkan manifestasi nyata dari ajaran Islam yang utuh berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Pemahaman Ahlussunah wal Jama'ah menjadi landasan kokoh, menggambarkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin, rahmat untuk seluruh alam.
Hidayatullah yang kini telah merambah ke lebih dari 370 kabupaten/kota di seluruh Indonesia bersandar pada basis kesadaran bahwa pencapaian tersebut memerlukan jihad besar di segala bidang.
Membangun Peradaban Islam bukanlah tugas mudah, namun harus dimulai dari level pribadi, keluarga, dan masyarakat secara berjama'ah dengan menggagas sebuah lingkungan yang kondusif berbasis kampus.
Pemikiran ini menempatkan Hidayatullah sebagai Al Harakah Al Jihadiyah Al Islamiyah, gerakan Islam yang berkomitmen untuk berjuang dengan penuh ketabahan
dan kesungguhan.
Bagi Hidayatullah meyakini bahwa salah satu aspek kunci dalam perjalanan menuju peradaban yang utuh adalah membangun jama'ah yang solid. Dalam konteks ini, kepemimpinan yang kuat, didukung oleh prinsip syura, menjadi esensial.
Hidayatullah memandangnya sebagai sebuah keniscayaan, dan tanpa menafikkan kondisi obyektif di sekelilingnya yang telah berdiri berbagai jama'ah lainnya dengan tujuan yang sama maka Hidayatullah menegaskan diri sebagai Jama'atun Minal Muslimin, sebuah sistem sosial yang memegang teguh prinsip Al Wasathiyah dalam membangun peradaban Islam.
Demikianlah wujud eksistensi Jatidiri Hidayatullah yang hadir bukan hanya sekadar pedoman organisasi, melainkan juga suatu arah dalam meretas jejak peradaban Islam berbasis manhaj Nabawi.
Melalui kesungguhan dalam menjalankan manhaj Nabawi, mengkosolidasi dan mengkapitalisasi kekuatan dalam jihad besar, dan membangun jama'ah yang solid, Hidayatullah
bersama elemen ummat dan bangsa lainnya bergandeng tangan berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita agung tersebut.
Dengan keyakinan yang bulat, Hidayatullah mengemban tanggung jawab suci untuk membawa cahaya Islam menerangi langkah umat manusia menuju peradaban yang adil
dan sejahtera.
Eksistensi Peradaban Islam, seperti yang dipahami oleh Hidayatullah, adalah sebuah pencapaian kompleks yang tidak hanya melibatkan aspek keagamaan saja, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang sangat penting.