TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Harun Masiku lahir di Jakarta pada 21 Maret 1971.
Dia bergelar sarjana hukum jebolan Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Meski lahir di Jakarta, Harun besar di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dia menamatkan sekolah dasar hingga SMA di Kabupaten Bone, Sulsel.
Kemudian kuliah hukum di Fakultas Hukum Unhas lulus tahun 1994.
Setelah bergelar SH, Harun melanjutkan pendidikannya di University of Warwick United Kingdom, Inggris, Jurusan Hukum Ekonomi Internasional.
Prestasinya selama kuliah di negeri Ratu Elisabeth, adalah meraih British Chevening Award pada tahun 1998 dan dipercaya menjadi ketua Persatuan Pelajar Indonesia United Kingdom West Midland periode 1998-1999.
Pulang dari Inggris, Harun bekerja sebagai pengacara di sejumlah kantor hukum dan pernah menjadi staf ahli anggota Komisi III DPR tahun 2011.
Tahun 2009, Harun menjadi Tim Pemenangan Pemilu dan Pilpres Partai Demokrat Sulawesi Tengah untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Ia juga pernah menjadi caleg Partai Demokrat.
Pada Pileg 2019, Harun Masiku hijrah ke PDIP dan nyaris duduk di DPR RI andai percobaan suapnya kepada anggota KPU tak terungkap.
Nama Harun Masiku menasional setelah berhasil lolos dari penangkapan KPK.
Baca juga: Harun Masiku Terendus di Kamboja
Terlepas dari dugaan dia dilindungi oleh kekuatan besar, namun Harun telah sukses mempermalukan KPK karena tak mampu menangkapnya selama tiga tahun pelarian.
Pengejaran Harun Masiku bahkan telah melibatkan Interpol.
Meski banyak menghabiskan waktu di Jakarta, namun istri Harun Masiku, Hildawati bermukim di BTN Bajeng Permai, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Pada 16 Maret 2021, Hakim Pengadilan Negeri Makassar memutuskan menerima gugatan cerai Hildawati dengan putusan bernomor: 238/Pdt.G/2020/PN Mks. Harun dan Hildawati menikah di Singapura pada 11 Maret 2017.
Baca juga: Harun Masiku Sembunyi di Mana Sampai KPK Belum Berani Menangkapnya? Deputi Penindakan Bilang Begini