Mawardi menyampaikan, sejak dari Embarkasi Makassar, kondisi kesehatan Rais Tuharea sudah idak stabil.
“Karena memiliki Riwayat hipertensi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis),” ucap Mawardi, mengutip diagnosis dokter.
Baca juga: Dokter Kloter UPG 14 Bagikan Oralit Sebelum ke Mekkah, Ada Jamaah Isi Botol Face Spray Cairan Oralit
Baca juga: Catat! Agar Tak Bayar Denda, Hindari 6 Perbuatan Ini saat Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah
“Di dalam pesawat beliau sempat drop serta SPO 2 sempat turun 60 persen dan tim kesehatan segera memberikan pengobatan dan melakukan pemasangan Oksigen, pemberian obat hingga kondisi Pak Rais kembali stabil sampai tiba di Hotel di Madinah,” ungkapnya.
Hanya dua hari di hotel, Rais dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Di KKHI sempat dirawat selama 2 hari dan bercengkerama dengan menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy.
“Malamnya, dari pihak KKHI mengantar pak Rais kembali ke Hotel karena kondisi sudah membaik, tetapi sesampainya di hotel jam 03.00 waktu Arab Saudi keadaan beliau kembali memburuk, beliau mengalami sesak, ngorok dan lendir banyak,” terangnya.
Tim kesehatan kemudian melakukan pertolongan dan sempat melaporkan lagi ke KKHI untuk dirujuk kembali.
“Namun, sebelum diantar ke Rumah Sakit, Jamaah tersebut mengalami penurunan kesadaran (apneo) meski tim kesehatan tetap melakukan pertolongan, sampai Dokter menyatakan Rais Tuharea meninggal dunia Pukul 06.28 WAS,” jelas Pembimbing Ibadah Haji Kloter 19 tersebut.(*)