Dinas Pertanian Sinjai Susun Strategi Hadapi Dampak El Nino

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Musim Kemarau yang terjadi di Maros

TRIBUN-TIMUR.COM - Fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas normal, disebut El Nino.

Fenomena ini terjadi di Samudera Pasific bagian tengah.

Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasific bagian tengah hingga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Secara sederhana, dampak fenomena El Nino adalah memicu terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia.

Nah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan satu diantara 24 daerah di Sulsel diprediksi terdampak El Nino.

Fenomena alam tersebut diprediksi akan terjadi pada Agustus mendatang.

Fenomena ini berpotensi berdampak buru terhadap tanaman pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Sejumlah irigasi tak mampu mengairi sawah masyarakat.

Dua bendungan di bawah naungan milik Provinsi Sulawesi Selatan tak berfungsi baik.

Keduanya adalah bendungan Apareng dan Bendungan Kalamisu.

Ribuan hektar sawah petani di Kabupaten Sinjai selama ini hanya mengandalkan air hujan.

Di Sinjai, hujan tak turun dalam sepekan.

Ini membuat petani kerap berselisih paham berebut air tadah hujan di malam hari.

Terkait ancaman kekeringan itu, Dinas Pertanian Sinjai sedang mempersiapkan penyiapan pompa air.

"Saya akan inventarisasi dulu pompa yang ada di kelompok tani. Pompa-pompa itu bisa dipakai untuk mengatasi dampak El Nino," kata Kepala Dinas Pertanian Sinjai, Kamaruddin, Senin (12/6/2023).

Halaman
123

Berita Terkini