Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CEO Business Forum

CEO Business Forum - Dendi Ramdani Optimistis Ekonomi Sulsel Tumbuh Kuat Pasca Pandemi

Sejak pandemi Covid-19, ekonomi global mengalami kontraksi dan kepanikan.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/RUDI SALAM
Department Head of Industry Regional Research, Office of Chef Economist Bank Mandiri Dendi Ramdani (dua dari kanan) pembicara CEO Business Forum di Padivalley, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (8/6/2023). Dendi Ramdani mengulas tentang ekonomi Indonesia dan inflasi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sejak pandemi Covid-19, ekonomi global mengalami kontraksi dan kepanikan.

Kondisi ini juga diperparah dengan adanya perang antara Ukraina dan Rusia.

Demikian penekanan Department Head of Industry Regional Research, Office of Chef Economist Bank Mandiri Dendi Ramdani, dalam acara CEO Business Forum di Padivalley, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (8/6/2023).

Ia menjelaskan stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah di masa pandemi berdampak pada inflasi.

“Uang itu ditransfer dari pemerintah ke masyarakat, karena masyarakat tidak ada pendapatan. Itu menjadi agregat demand yang efektif setelah ekonomi mulai dibuka, padahal dari segi produksi berhenti di situ,” jelasnya.

Adapun masalah inflasi belakangan ini, kata Dendi, disebabkan oleh program stimulus yang dilakukan sangat besar.

“Sampai sekarang jumlah uang yang beredar masih banyak,” katanya.

Masalah lain, adalah jika bercermin di tahun sebelum pandemi, sebelum pemerintah menaikkan suku bunga, uangnya ditarik dulu.

Masalah pun bertambah karena inflasi yang tidak hanya disebabkan oleh permintaan, tetapi juga dari sisi suplai.

“Ada masalah karena setelah Covid, ada problem menghidupkan produksi yang perlu waktu. Jadi jaringan suplai terganggu, jalan lagi perlu waktu,” paparnya.

Dendi berharap dengan naiknya suku bunga naik, agregat demand turun, kemudian ekonomi melesu.

“Ini supaya inflasi turun,” tambahnya.

Dikatakan, Indonesia berbeda dengan negara lainnya. 

Di mana, domestik ekonomi didominasi oleh konsumsi rumah tangga, sekitar 55 persen, kemudian ditambah dengan pengeluaran pemerintah hampir 10 persen.

Perbedaan lainnya terletak pada sektor investasi yang booming, mengingat kebutuhan investasi yang memiliki orientasi jangka panjang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved