Catatan Akademisi

Haji Ramah Lansia, Bukti Negara untuk Semua

Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis.

Semua berhak mendapatkan kesempatan yang sama di hadapan negara. Dalam terminologi Gus Yaqut, Kementerian Agama harus berbasis pelayanan untuk semua, tanpa ada garis pembeda antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya.

Terlepas dari berbagai kekurangan yang melekat pada diri lansia, mulai dari fisik sampai mental, penulis bisa membayangkan bagaimana perasaan gembira pada semua lansia yang mendapat panggilan untuk beribadah haji tahun 2023 ini.

Rasa gembira yang mungkin tidak tercakapkan, bercampur haru ketika mendapatkan panggilan dari Allah swt untuk menunaikan ibadah haji.

Sebuah panggilan yang barangkali mereka tidak pernah bayangkan tetapi pada akhirnya datang jua.

Sejauh pengamatan penulis kepada beberapa lansia yang sudah menyetor dana awal, sungguh banyak di antara mereka pesimis untuk bisa melaksanakan ibadah haji, bahkan diantara mereka sudah banyak yang dipanggil keharibaan Allah SWT tanpa sempat melaksanakan ibadah haji.

Dana yang mereka setor selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, ternyata terjawab pada tahun 2023 ini.

Bagi penulis, keputusan pemberian porsi 30 persen kepada lansia, sekali lagi adalah keputusan tepat sasaran, setidaknya membuat lansia-lansia Indonesia tersenyum bahagia setelah sekian lama menanti panggilan yang tak kunjung datang.

Ujian Kesabaran

Menurut penulis, Haji Ramah Lansia 2023 selain membuat para lansia tersenyum bahagia, tetapi juga menjadi ujian yang sesungguhnya bagi pemerintah terutama dalam mengawal penyelenggaraan ibadah haji.

Penulis sendiri mengapresiasi langkah-langkah praktis yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengawal para tamu-tamu Allah, terutama mereka yang masuk lansia.

Diawali dengan perekrutan petugas-petugas haji 2023 (PPIH) sebanyak 928 orang, 220 orang diantaranya dikhususkan untuk memberikan pelayanan khusus kepada lansia-lansia.

Mereka semua dilatih baik fisik dan mental, terutama membangun kesadaran kolektik bahwa mereka diberikan tugas untuk melayani, bukan untuk beribadah.

Tugas melayani, mengawal, dan menfasilitasi Jemaah haji menjadi tupoksi dan prioritas mereka.

Ibadah bagi para petugas-petugas tersebut sekadar menjadi bonus bagi mereka. Penekanan ini terus ditekankan oleh Gus Menteri dan jajarannya kepada seluruh petugas dalam berbagai kesempatan, terutama pada saat training.

Pada titik ini, penulis berkesimpulan bahwa untuk menyukseskan Haji Ramah Lansia 2023 ini, maka sangat tergantung dari tingkat kesabaran dari para petugas haji. Mereka menjadi garda terdepan.

Halaman
123

Berita Terkini