TRIBUN.COM, MADINAHÂ - Enam hari lagi, demi kepentingan ibadah haji, seluruh pasien di dua fasilitas medik haji di Madinah akan dievakuasi ke Kota Makkah Almukarramah.
Mereka diangkut bertahap dari dua fasilitas medis; Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah.
Evakuasi dijadwalkan mulai Jumat (6/6/2023) pekan depan dengan armada ambulans.
Proses Evakuasi ini, kata Al Farizi, dijadwalkan berakhir 16 Juni 2023, atau 10 hari menjelang puncak haji, wuquf di Arafah, 27 Juni 2023.
Kepala Kesehatan PPIH Daker Madinah Thafsin Al Farizi, mengkonfirmasikan rencana evakuasi strategis ini.
"Tanggal 17 itu, tak ada lagi jamaah di sini (KKHI) dan RSAS," dokter alumnus Universitas Sumatera Utara (USU) Medan itu kepada wartawan.
Meski sakit, kata dia, jamaah akan transit di Miqat Makaani, Birr Ali di kawasan Dzulhulaifah, sekitar 21 km barat Madinah, atau 451 km dari Mekkah.
Di sini, jamaah sakit dipandu pembimbing ibadah Daker Madinah, untuk niat umrah wajib, salah satu rukun awal sebelum rangkaian ibadah haji di Kota Suci Mekah.
Hingga Sabtu (3/6/2023) malam, total jamaah rawat inap di 2 faskes itu; 77. Ini diluar 15 jamaah gelombang I yang sejak Kamis (1/6/2023) sudah berada di Mekah.
Adapun jamaah rawat inap di KKHI Madinah 63 orang. Sedang 29 lainnya masih jalani rawat terapi di RS King Fahd atau RS Arab Saudi.
Sementara data jumlah jamaah wafat di Arab Saudi, hingga Minggu (4/6/2023) pagi, mencapai 10 jamaah.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Jamaah wafat di perjalanan haji itu adalah Neneng Sumiati Gatot Sumantajaya.
Neneng adalah jamaah Kloter 7 embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) ini wafat Sabtu (3/6/2023) sekitar pukul 22.30 WAS.
Kepala KKHI Madinah dr Tahfisin Al Farisi menambahkan, evakuasi ini tetap mempertimbangkan kondisi jamaah.
"Proses tanggal 9 Juni nanti kita akan sweeping ya, jemaah-jemaah yang masih dirawat. Kami akan lihat apakah jemaah transportable untuk dievakuasi ke Makkah.