Makassar, Tribun - Budidaya stroberi di kawasan perkotaan sukses dilakukan oleh seorang pemuda di Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Dalam kolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat, Pemerintah Kota Makassar telah mempertimbangkan untuk mengubah kawasan tersebut menjadi lorong wisata (longwis).
Lorong wisata yang dinamai D'Kelor atau Dunia Kebun Lorong ini sudah menjadi tempat budidaya stroberi sejak 2019.
Budidaya stroberi ini dilakukan di lahan atau pekarangan rumah-rumah warga yang tidak berpenghuni.
Sebelumnya, rumah-rumah ini dianggap misterius oleh warga sekitar dan bahkan digunakan sebagai tempat pembuangan sampah.
Namun, beberapa pemuda di lorong tersebut memiliki inisiatif untuk mengubah citra lingkungan tersebut menjadi lebih indah dan teratur.
"Ambilah contoh pemuda di sana, mereka telah mengubah pandangan warga sekitar. Rumah yang kosong dan kotor menjadi tempat pembuangan sampah yang teratur dan tidak lagi terkesan misterius," ujar Akhmad Akram Sudirman (31), seorang anggota Dewan Lorong D'Kelor, saat diwawancarai oleh Tribun-Timur.com melalui telepon pada Jumat (7/4/2023).
Selain budidaya stroberi, para pemuda di lorong tersebut juga mendirikan bank sampah yang dikelola secara kreatif agar limbah rumah tangga masyarakat dapat dikelola dengan baik.
Mereka mengolah sampah tersebut menjadi kompos dan menggunakan juga sebagai makanan maggot.
"Dengan begitu, masyarakat di sana mulai memahami proses pemilahan sampah menjadi organik dan anorganik," tambahnya.
Namun, sayangnya, lahan untuk budidaya stroberi masih belum tetap karena mereka harus beberapa kali pindah dari satu rumah kosong ke rumah kosong lainnya yang tersedia karena menggunakan lahan milik warga.
"Setelah kami menanam, tidak lama kemudian pemilik rumah tersebut datang dan menetap di sana, sehingga kami sudah tiga kali pindah. Ini sedikit menghambat perkembangan kami karena kami tidak memiliki lahan tetap dan fasilitas umum di sana," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, para pemuda inisiatif di lorong wisata D'Kelor juga mulai melakukan budidaya sayur-sayuran, seperti pakcoy, kangkung, bawang, cabai, dan masih banyak lagi.
Hasil panen saat ini masih dikonsumsi oleh warga sekitar.
"Warga diperbolehkan mengambil hasil kebun tersebut, karena memang itu untuk kepentingan warga," ungkapnya.