Ida Dayak

Disebut Lahir di Lombok, Ida Dayak Tak Respon Dewan Adat Dayak untuk Bertemu, Kelakuannya Diungkap

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Ida Dayak yang viral di TikTok usai lakukan pengobatan alternatif. Kabar yang beredar di media sosial mengenai Ida Dayak, yang dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1972 di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar yang beredar di media sosial mengenai Ida Dayak, yang dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1972 di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Berdasarkan data dari KTP, perempuan tersebut memiliki nama asli Ida Andriani dan tercatat sebagai warga Paser, Kalimantan Timur.

Selain itu, terdapat informasi yang menyebut bahwa Ida Dayak merupakan seorang transmigran.

Menurut laporan dari Warta Kota, Ida Dayak diduga merupakan seorang warga transmigrasi yang tiba di Kalimantan pada tahun 1995.

Ia kemudian menetap di Desa Pasir Belengkong, Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Baca juga: Ahli Bedah Tulang Blak-blakan Ungkap Penyebab Tangan Pasien Ida Dayak Tetap Bengkok, Wanita Protes

Baca juga: Bukannya Senang Setelah Tangannya Diobati Ida Dayak, Seorang Pasien Malah Murka Gegara Ini

Rumah Ida Dayak terletak sekitar 5 kilometer dari jalan utama Pasir Belengkong dan sekitar 10 kilometer dari ibu kota Kabupaten Paser.

Hal ini perlu menjadi klarifikasi yang akurat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
 
 Memang rumah Ida Dayak di Desa Pasir Belengkong, tak jauh dari perkebunan sawit milik warga sekitar.

Rumah Ida Dayak adalah rumah transmigrasi pada umumnya, terbuat dari kayu, berkelir cat hijau.

Dewan Adat Dayak Ajak Bertemu

Sekertaris Umum Dewan Adat Dayak Jakarta, Lawadi berharap bisa bertemu dengan Ida Dayak sekaligus bersilaturahmi.

Ia mengatakan sudah berusaha menghubungi pihak Ida Dayak, namun tak kunjung mendapat respon.

"Dalam kesempatan ini, kalau memang Ibu Ida ada di Jakarta, ada baiknya kita bersilaturahmi, dia bersilaturahmi dengan kita juga, sebagai bagian dari masyarakat Dayak," kata Lawadi dilansir dari Youtube Pesulap Merah Official, Selasa (19/4/2023).

Dengan adanya pertemuan itu, kata dia, untuk menghindari adanya opini yang masih meragukan Kedayakan sang Wanita Sakti.

"Jangan sampai menimbulkan opini dia ini masih diragukan bahwa asal menyebut atau mengaku orang Dayak saja," ujarnya.

Ia pun menilai hal wajar jika Ida Dayak mencari nafkah atau berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif.

"Karena namanya mencari nafkah itu hal yang wajar siapa saja melakukan, cuma orang Dayak itu jarang yang obral-obral seperti itu," jelas dia.

Untuk itu, ia sangat berharap bisa bertemu langsung dengan Ida Dayak.

"Makanya kami harapkan, kalau memang kesempatan ini didengar oleh Ibu Ida dan timnya.

Saya sudah punya lima nomor telepon tidak ada yang dibalas. Padahal maksud kita untuk klarifikasi sama beliau," ucapnya.

Di sisi lain ia pun mengaku senang dengan viralnya Ida Dayak ini, sudah mengenalkan kearifan lokal orang Dayak untuk berobat dan lain-lain.

"Tapi kalau Ibu Ida sendiri menutup diri ya kita mau bilang apa. Memang sih dia sibuk, tapi apa dalam 30 hari itu dia sibuk semuanya. Kalau memang dia bagian dari masyarakat adat Dayak," ujarnya lagi.

Ia pun berulang kali mengatakan agar bisa dipertemukan dengan Ida Dayak.

"Mohon izin kepada yang punya akses, orang Dayak ini sebetulnya juga rindu bersilaturahmi di Jakarta," jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa keahlian yang dimiliki Ida Dayak untuk memberikan pengobatan alternatif bukan hal yang aneh bagi masyarakat Kalimantan.

"Keahlian seperti itu memang sudah biasa di masyarakat Dayak," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Adat Dayak, Tamunan Kiting mengklarifikasi banyaknya pihak yang mengaku orang Dayak lalu menjual jimat dan sebagainya.

"Memang berbagai cara orang mencari keuntungan, secara orang Dayak itu hidupnya bukan seperti itu.

Jadi kita biasa bekerja dengan baik, bekerja keras, bangun pagi, berladang, bekerja dan seterusnya, bukan untuk menipu," tegasnya.

Ia tak menampik banyak orang yang mengaku asli Dayak dan menggunakan atribut Dayak untuk kepentingan pribadi.

"Itu yang kita tidak mau, dengan menggunakan atribut Dayak, mengaku orang Dayak, terus menjual obat dan seterusnya itu tidak ada. Orang Dayak yang betul itu tidak ada," tandasnya.

Bahkan pihaknya mengatakan bisa mengetes apakah seseorang itu asli Dayak atau bukan.

Yakni dengan cara menanyakan aslinya dari mana, dan dari sub suku apa.

Kemudian anggota Dewan Adat Dayak lainnya, Yopinus Jailin juga menegaskan bahwa sepengetahuannya, orang Dayak asli itu tidak pernah menjual ilmu di jalan-jalan.

"Kalau ada yang menjual ilmu di jalan, atau etnis Dayak di pasar-pasar, itu bohong," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Beredar Kabar Ida Dayak Lahir di Lombok, Dewan Adat Dayak Ajak Bertemu Tapi Tak Ada Respon

Berita Terkini