TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal DPP Lembaga Adat Tolaki Bisman Saranani.
Pertemuan berlangsung sekitar tiga jam di Ruang Senat Unismuh, Gedung Iqra Lantai 17 Unismuh Makassar, Kamis (13/4/2023).
Dalam kesempatan itu hadir Wakil Rektor I Unismuh Abd Rakhim Nanda, Sekjen DPP LAT Bisman Saranani, Ketua Dewan Pakar DPP LAT Guswan Hakim, Bendahara Hartawan Abidin, beserta dua pengurus Jabal Nur dan Khalid Usman.
Pertemuan kedua belah pihak melahirkan beberapa keputusan bersama.
Pertama, Ambo Asse menyampaikan permohonan maaf civitas akademika unismuh jika skripsi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan terhadap Suku Tolaki.
Ambo Asse menegaskan, sama sekali tidak ada niat Unismuh Makassar mencederai semangat kebersamaan antara masyarakat Tolaki dan Bugis yang telah terbina selama ini.
“Kami sebagai institusi pendidikan menghargai setiap suku dan agama yang ada di Indonesia dan tidak pernah mendukung pertentangan SARA karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Kemuhammadiyahan,” kata Ambo Asse.
Unismuh Makassar memutuskan menarik skripsi tersebut.
Adapun skripsi tersebut adalah karya alumni Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar
Judulnya “Asumsi Masyarakat Bugis terhadap Ideologi Suku Tolaki di Kolaka Utara”.
“Oleh karena itu, atas nama Pimpinan Unismuh kami menyatakan menarik skripsi tersebut, sehingga tidak lagi bisa dijadikan rujukan atau kutipan bagi siapapun,” ujar Ambo Asse.
Unismuh Makassar menghargai jalur hukum yang ditempuh DPP LAT.
Prof Ambo mengatakan, apabila di kemudian hari ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, Unismuh akan mengambil langkah selanjutnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sementara Sekjen DPP LAT Bisman Saranani menghargai pengertian dan keputusan Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse.
"Demi harmonisasi bersama, dan ketentraman kita semua Suku Bugis dan Suku Tolaki kami hargai pengertian mendalam Bapak Rektor sehingga memberikan jalan kepada kami, demi ketentraman di Sulawesi Tenggara," kata Bisman Saranani.