Jemaah wanita di lantai II.
Tak ada korban dari jamaah wanita, karena kubah di lantai III itu rubuh lamgsung ke lantai satu.
Panitia Amaliah Ramadan pun mempersilakan dai penceramah untuk ke mimbar.
Haji Absir dan M Amran yakin, rubuhnya kubah masjid terbesar di pemukiman padat penduduk di utara Makassar itu, sebagai musibah dan cobaan di bulan Ramadhan tahun ini.
Momen robohnya kubah berkonstruksi pasir semen itu, merupakan insiden pertama di masjid tertua si kampung Pattingalloang, sejak masjid dibangun di masa penjajahan Jepang.
Dari pantauan Tribun, lantai II masjid diperintukkan bagi Muslimah.
Tepat di bawah kubah, ada kaca vinyl penghalang segi empat.
Kaca vynil inilah jadi pelindung bagi jamaah wanita di lantai II.
Tak ada korban jiwa dalam insiden di shalat tarwih ke-4 ini.
Dari 12 korban luka, semuanya jamaah pria. Korban tertua usia 70 tahun. Sedangkan korban termuda usia 10 tahun.
Selusin korban dievakuasi ke tiga rumah sakit, radius satu hingga 3 kilo meter dari lokasi kejadian.
Sebanyak 10 korban di rawat di RS Jala Ammari TNI AL, sekitar 1,1 km dari masjid.
Satu korban dilarikan ke UGD Puskesmas Ujungtanah, sekitar 700 m sebelah timur masjid.
Sedangkan korban terparah, dilarikan ke RS Akademis di Jl Jenderal M Jusuf, sekitar 3,5 km sebelah selatan lokasi insiden.
Otoritas lingkungan dan Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah dan pengurus masjid merilis daftar 13 korban insiden rubuhnya kubah Masjid Miftahul Jamaah, Jl Barukang I, Minggu (26/3/2023) malam.