Suaminya, kak Faried Ma'ruf Ibrahim, juga senior saya di FAJAR.
Tahun 2001-2003, kami jadi tetangga di Melbourne.
Saban akhir pekan tiap bulan, kami saling mengunjungi.
Kadang dia ke Clayton atau kami yang ke Footscray.
Dari Fawwas, putra tunggalnya, saya jadikan tandem partner bercas-ciscus ala Victoria.
Sambil kuliah di Melbourne Uni, Kak Lily bekerja di Radio ABC Melbourne untuk siaran Indonesia dan Asia.
Belakangan, FMI, ayah Fawwas juga bergabung di stasiun radio siaran Indonesia itu, dan format digitalnya.
Satu dekade terakhir, Lily melalui RumaTa Art Space, menggagas Makassar Writing Festival.
Dia menyemangati dan membangkitkan, kerelawanan para penulis muda timur Indonesia, berkiprah bersama penulis internasional.
Selewat Pandemi, keluarga Kak Lily begitu senang. Mereka memutuskan membeli apartemen suburb dekat Kota Melbourne.
Mereka menyiapkan itu sebagai rumah berkaryanya untuk Indonesia, untuk kampung halaman.
Terakhir, Desember lalu, dia mengabari tengah mencoba merajut lagi, kebersamaan suku asli Australia, Aborigin dengan para pelaut Bugis Makassar.
Saat bersamaan, dia san suaminya, juga tengah mempersiapkan acara Mantuannya di Indonesia.
Padahal, di masa-masa itu, Kak Farid mengabari, mamanya Fawwas tengah jalani masa pemulihan fisik.
Kuatki ayahnya Fawwas
duka mendalam dari saya, Lily dan keluarga di Makassar."(*)