Sepanjang catatan Istana, warga Tionghoa memperlihatkan perilaku sebagai warga Tana Luwu yang taat dan selalu berhikmad kepada Langkanae.
Selain itu, warga Tionghoa juga telah menunjukkan peran-peran sosial ekonomi yang cukup penting bagi perkembangan Tana Luwu secara umum.
3. Setelah menimbang beberapa opsi nama yang berkembang di Dewan Adat 12, saya memilih nama Tomakaka untuk digunakan oleh pemuka etnis Tionghoa di Tana Luwu.
Hal ini memiliki akar sejarah, karena saya secara pribadi menyaksikan secara langsung kakek saya, Datu Luwu Andi Djemma Opu To Appamene Wara WaraE memanggil pemimpin Tionghoa dengan nama Tomakaka.
4. Perlu diketahui bahwa, dalam struktur Dewan Adat Luwu, selain merepresentasikan pemimpin dari wilayah adat tertentu.
Juga dikenal beberapa jabatan yang merupakan pemimpin atau perwakilan dari kaum tertentu yang tidak menguasai wilayah adat.
Seperti Anreguru Ana’ Arung, Anreguru Ottoriolong, Anreguru Pampawaepu, Macoa Cenrana, Macoa Wage dan Macoa Lalengtonro.
Jabatan-jabatan seperti ini merupakan perwakilan dari profesi, kelas sosial dan warga keturunan di luar wilayah adat Kedatuan Luwu.
5. Keputusan untuk mengukuhkan Tomakaka Tionghoa ri Tana Luwu merupakan langkah progresif yang merupakan bagian dari upaya tranformasi Kedatuan Luwu untuk tetap relevan dengan kebutuhan zaman.
Hal ini ntuk mewujudkan visi pemajuan kebudayaan Tana Luwu sebagai entitas kebudayaan yang inklusif dan berdampak secara nyata di masyarakat.