Kawasan militer yang dulu menjadi “jajahan” ternak kambing dan sapi warga serta tempat menimbun sampah, saat ini begitu bersih.
Tak ada satu pun ternak warga nyelonong masuk markas.
Kalau pun ada lebih 100 ekor sapi di markas, itu adalah hewan peliharaan prajurit brigade.
Sapi-sapi itu ikut membantu kesuburan trembesi dengan kotorannya. Sementara, akibat kanopi trembesi begitu rindang, rumput tumbuh subur di bawah, dan menjadi santapan lezat sapi-sapi itu.
Warna-warni Testimoni
Usai tur, peserta reuni trembesi menyantap aneka cemilan khas Makassar. Ada barongko, jagung ketan putih, putu cangkir, sikaporo bugis, buroncong panas, dan lain-lain.
Dua prajurit Kowad sebagai MC lalu memulai acara, diawali dengan testimoni virtual dari Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan.
Iwan lulusan Akmil 92 merasakan betul sentuhan Doni Monardo di Mako Kopassus. Baik semasa Doni menjabat Wadanjen maupun memuncaki jabatan Danjen Kopassus, banyak menanam pohon dan menjadikan markas baret merah menjadi sangat rimbun dengan aneka pepohonan.
Iwan juga mengilas riwayat kariernya saat menjabat Danbrigif 22/Ota Manasa (2012-2013) di Gorontalo.
“Ketika itu saya juga banyak menanam trembesi, yang bibit-bibitnya saya dapat dari Kariango. Saya ingat pesan beliau (Doni Monardo) saat meminta bibit trembesi. Beliau menekankan, yang penting bukan berapa jumlah pohon yang ditanam, tetapi berapa pohon hidup. Karena itulah, kami jaga betul supaya bisa hidup dan tumbuh dengan subur. Saat ini, trembesi-trembesi di Gorontalo menjadi salah satu hal baik yang saya bisa kenang, berkat pak Doni,” kata Iwan yang pernah mendaki Mount Everest saat masih berpangkat letnan.
Pemberi testimoni kedua, Brigjen TNI Susilo.
Saat ini Susilo Kasdam VI/Mulawarman.
Sebelumnya, Kasdif 3 Kostrad.
Brigjen Susilo menyatakan, menanam trembesi di Kariango adalah pengalaman tak terlupakan selama menjalani karier di TNI. Sebagai Dandenma kala itu, ia yang pertama kali dipanggil.
“Ada 20.000 bibit trembesi yang harus kami tanam. Tidak hanya di markas Brigif tapi sampai ke area Yon Arhanud yang tak jauh dari lokasi Mabrig. Tegas beliau nyatakan, jangan sampai ada yang mati. Kalau sampai ada yang mati, habislah kami,” kata Susilo sambil tertawa kecut.