TRIBUN-TIMUR.COM - Eks Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Ito Sumardi, mengakui adanya dana dari tambang ilegal mengalir ke kantong perwira polisi.
Hal itu disampaikan Ito Sumardi dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV.
Bahkan dugaan adanya dana tambang tambang ilegal mengalir ke polisi ia rasakan saat menjabat Wakil Ketua Satuan Tugas Penambangan Tanpa Izin (Pati).
Persoalan tambang ilegal melibatkan lembaga atau instansi, termasuk banyak anggota polisi yang terlibat.
"Sepanjang pengalaman saya sudah terstruktur. Jadi mulai dari di bawah yang hanya menjaga, sampai ada yang ibaratnya sebagai pengepul ya, bagi-bagi," kata Ito.
Pembagian tambang ilegal harus dilakukan secara merata.
Ito berharap dengan adanya dugaan aliran dana tambang ilegal yang disebut-sebut sampai ke kantong para petinggi Polri maka bisa diusut.
Berawal 'Nyanyian' Ismail Bolong
Terbongkarnya dana tambang ilegal mengalir ke petinggi Polri berawal dari nyanyian Ismail Bolong.
Saat itu, Ismail Bolong menyebut Kabareskrim Komjen Agus Adrianto menerima suap tambang ilegal sebesar Rp6 M di Kalimantan Timur.
Baca juga: Ferdy Sambo Tantang Anak Buah Kapolri Buka BAP Komjen Agus Andrianto soal Tambang Ilegal
Namun Ismail kemudian meralat pernyataannya tersebut dan menyampaikan permintaan maaf kepada Agus Adrianto.
Ismail Bolong mengaku, video testimoni itu direkam Februari 2022 lalu di sebuah hotel di Balikpapan, Kaltim, dalam kondisi tertekan.
"Saya mengajukan permohonan maaf ke Pak Kabareskrim. Saat testimoni itu saya dalam tekanan dari Brigjen Hendra dari Mabes." ujar Ismail Bolong.
Bolong mengaku kaget kenapa klip video itu baru beredar saat sidang Ferdy Sambo dan Brigjen Hendra bulan ini.
Padahal itu direkam Februari (2022) sebelum saya ajukan pensiun dini.