TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Dhio Daffa hingga kini jadi sorotan lantaran tega habisi nyawa ayah, ibu dan kakaknya dengan menggunakan racun.
Dhio Daffa pria usia 22 tahun di Magelang adalah pelaku pembunuhan keluarganya sendiri dengan cara mencampur racun ke minuman keluarga.
Sukoco, paman Dhio Daffa membongkar kebohongan ponakan yang ternyata anak kesayangan keluarga.
Sukoco geram kepada Dhio Daffa yang tega membunuh keluarganya sendiri.
Sukoco diketahui adalah kakak dari ibunda Dhio Daffa yang ikut tewas diracun sang anak.
Menurut Sukoco, Dhio Daffa pernah berbohong soal pekerjaan kepadanya.
Menurut pengakuan Dhio yang disampaikan Sukoco, pria 22 tahun itu pernah bekerja di PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Persero.
Namun, Sukoco yang menaruh curiga kemudian memastikan dengan bertanya kepada seorang karyawan di tempat kerja Dhio.
"Saya melihat perilaku anak ini, apa yang dia katakan itu tidak benar," kata Sukoco, dikutip dari tayangan youTube KompasTv, Rabu (30/11/2022).
"Pelaku mengatakan dia diterima di PT KAI, dengan (saya) tanya karyawan di sana, ternyata namanya tidak masuk dalam daftar pegawai," jelas Sukoco.
Kecurigaan pada keponakannya itu semakin bertambah saat Dhio melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) di PT KAI Malang, Jawa Timur.
"Waktu ada diklat PT KAI di Malang, masa diklat kok tiga hari, diklat kan harusnya ada surat pemberitahuan, tapi ini tidak ada," kata Sukoco.
Sukoco mengatakan, orang tua Dhio tak menaruh curiga pada anaknya itu meski sudah diperingatkan.
"Karena orangtua sudah terbius dari kata-katanya, jadi tidak percaya sama pihak lain yang memberi masukan," katanya.
Dhio Habiskan Rp 32 Juta Tiap Bulan
Sosok Dhio, si bungsu yang tega racuni keluarganya sampai tewas (IST)
Sukoco juga membantah keponakannya dibebani ekonomi keluarga.
Sebelumnya, Dhio memberi keterangan kepada kepolisian soal alasan pria 22 tahun itu melancarkan aksinya.
Dalam keterangannya, ia menyebut dibebani keluarganya untuk membantu perekonomian setelah ayahnya pensiun dua bulan lalu.
"Selain itu saya meluruskan berita yang simpang siur, bahwa pengakuan tersangka dia jadi penanggung jawab atau tulang punggung itu tidak benar."
"Sama sekali tidak benar," kata Sukoco.
Sukoco mengatakan, Dhio yang merupakan anak kedua dari keluarga ini lah yang justru membebani perekonomian keluarga.
"Bahkan justru yang merusak dana-dana orang tua itu, dia sendiri."
"Dengan kebohongan-kebohongannya, kepandaiannya, sehingga dana-dana orang tua digerogoti," tutur Sukoco.
Baca juga: Gelagat Pelaku yang Meracuni Satu Keluarga di Magelang, Telepon ART Minta Bantuan, Ikut Evakuasi
Sukoco menyebut Dhio menghabiskan uang hingga 32 juta setiap bulannya.
Uang itu, kata Sukoco, digunakan untuk mengikuti sejumlah kursus.
Namun, ia tidak mengetahui persis kursus tersebut apakah benar adanya.
"Jadi waktu almarhumah adik saya (Heri Riyani), pernah beberapa bulan yang lalu bertemu dengan saya, 'Mas ini untuk pengeluaran Dhio satu bulan 32 juta' untuk kursus bahasa Inggris, belum yang lain-lainnya," jelas Sukoco.
"Namun, kursusnya belum dibuktikan benar adanya," kata Sukoco.
Motif Pembunuhan
Motif pembunuhan diduga karena rasa sakit hati pelaku terhadap orangtua dan kakaknya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun.
Setelah ayahnya pensiun, kebutuhan keluarganya cukup tinggi karena untuk pengobatan sang ayah yang menderita sakit.
Karena itu, Dhio dibebani untuk membantu perekonomian keluarga demi memenuhi kebutuhan.
Dhio merasa terbebani karena sang kakak, Dhea tidak dibebani hal yang sama.
Hal tersebut menimbulkan rasa sakit hati, sehingga membuatnya merencanakan pembunuhan terhadap ketiga anggota keluarganya.
" Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja."
"Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati," jelas Sajarod, Selasa (29/11/2022), dikutip dari Tribun Jogja.
Sosok Dhea Chairunnisa, Kakak yang Tewas Diracun Adik di Magelang, Rencananya Menikah Kini Pupus
Sementara itu, selain orangtuanya, Dhio juga membunuh kakak kandungnya, Dhea Charunnisa.
Dhea Chairunnisa ikut tewas setelah diracun oleh adik kandungnya sendiri Dhio Daffa.
Namun sayang rencana tersebut pupus, setelah Dhio Daffa dengan tega meracuni ibu, ayah, dan kakaknya sampai tewas.
Dhea merupakan anak pertama dari pasangan Abbas Ashar dan Heri Riyani.
Ia merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Magelang angkatan 2015.
Wanita kelahiran 1997 ini pernah bekerja sebagai teller bank selama 3 tahun.
Informasi ini didapat dari akun Linkedin.com milik Dhea.
Dhea dikabarkan akan menikah. Namun, rencana tersebut sirna setelah Dhea meninggal karena dibunuh adiknya sendiri.
Kabar rencana pernikahan Dhea dibenarkan oleh kakak ibunya, Agus Kustiardo (58).
Agus Kustiardo mengaku mendapat informasi rencana pernikahan Dhea namun tidak mengetahui tanggalnya.
"Memang ada informasi akan menikah, tetapi belum tahu kapannya.
Soalnya belum ada rembukkan dengan keluarga," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Sementara itu, Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono juga mengetahui rencana pernikahan Dhea, namun belum terdaftar di KUA.
Korban sekeluarga tewas diracun di Magelang hendak menikah (Kolase Tribunnewsmaker)
"Iya, setahu saya memang akan menikah.
Namun, memang kapannya belum diketahui.
Belum ada juga laporan ke KUA," terangnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Paman Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Magelang Sebut DDS Pernah Bohong soal Pekerjaan, Sosok Dhea Chairunnisa, Korban Pembunuhan di Magelang, Pernah Kerja di Bank dan Berencana Menikah