Dia mengatakan, mereka berulang kali meminta bantuan ke pemerintah daerah terkait infrastruktur jembatan, namun yang didapatkan hanya sebatas janji manis belaka tanpa bukti.
"Mereka cuma janji-janji saja. Sebenarnya sudah ada rencana pemerintah soal pembuatan jembatan bahkan sudah selesai pembebasan lahan. Tapi tidak tahu sampai sekarang bagaimana kelanjutannya atau mungkin tidak jadi lagi," tandasnya.
Pemerintah Kabupaten Enrekang menggunakan dana pinjaman PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) sebesar 441 Miliar.
Bupati Enrekang, Muslimin Bando mengatakan, telah menghabiskan Rp264 miliar lebih untuk perbaikan infrastruktur jalan.
Selain infrastruktur jalan, dana sebanyak Rp 40 miliar digunakan pada lini sektor infrastruktur rumah sakit.
Diantaranya, pembangunan Rumah Sakit Pratama Belajen dan Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu.
Hal itu disampaikan Muslimin Bando saat bertandang ke Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih No 430, Makassar, Minggu (10/10/2022) lalu.
"Kita dapat 441 miliar dan 60 persen dipakai untuk membangun infrastruktur jalan. Itulah yang dipakai membangun jalanan sampai di gunung-gunung dicor karena kalau tidak kasihan petani yang dipegunungan," ujar Muslimin Bando.
Ia menegaskan, dana PEN juga diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur olahraga, pasar, dan jembatan.
Kendati demikian, masih banyak ruas jalan di tiap kecamatan yang rusak berat.
Salah satunya jalan di sepanjang Desa Salassa, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) rusak parah.
Salah satu titik jalan rusak parah yakni di tanjakan Dusun Pentoanginan, samping Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Setelah disoroti, jalan yang sebelumnya dipenuhi lubang hingga kedalaman 20-30 cm namun saat ini hanya ditimbun menggunakan material tanah.
Akibatnya, saat musim kemarau jalan rusak tersebut berdebu. Sedangkan kala musim hujan jalanan licin.
Begitupun dengan masyarakat Lingkungan Sudda, Kelurahan Leoran, yang berpuluh-puluh tahun tidak pernah menikmati jembatan penyeberangan.
Padahal, melihat nasib warga dan anak-anak sekolah harus bertaruh nyawa melintasi derasnya Sungai Saddang hanya menggunakan sampan atau perahu kayu.(*)