TRIBUN-TIMUR.COM- Ekonomi global mendekati kondisi gelap dan diprediksi akan berlanjut sampai 1-2 tahun ke depan.
International Monetary Fund (IMF) telah memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023.
Awalnya IMF memprediksi ekonomi dunia tumbuh 3,8 persen, kini hanya menjadi 2,7 persen.
Kondisi akibat lonjakan inflasi, suku bunga tinggi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik.
Rumitnya masalah ekonomi global tersebut berdampak pada ancaman resesi global yang kian nyata.
Fundamental ekonomi Indonesia dinilai akan lebih kuat dibanding negara lain dalam menghadapi gejolak ekonomi global.
Baca juga: SYL Sebut Pertumbuhan Pertanian di Indonesia Maju dan Jadi Bantalan Ekonomi Nasional
Masyarakat merasakan dampak beragam mulai dari berkurangnya penghasilan, kemungkinan pemutusan hubungan kerja, hingga kenaikan harga kebutuhan pokok secara berkepanjangan.
Masyarakat pun harus tetap tenang dan tidak panik, namun antisipatif dalam menghadapi kondisi tersebut.
Kredivo, platform penyedia alternatif metode pembayaran, optimis masyarakat Indonesia mampu bertahan untuk menghadapi kondisi ekonomi pada saat ini.
General Manager Kredivo, Lily Suriani, mengatakan, salah satu faktor yang berkontribusi bagi fundamental ekonomi Indonesia adalah tingkat daya beli masyarakat.
“Kami optimis bahwa stimulus yang diberikan untuk menjaga daya beli masyarakat akan dapat membantu Indonesia untuk melalui gejolak ekonomi,” katanya.
Berdasarkan data internal Kredivo, adanya peningkatan pada jumlah pengguna Paylater di wilayah tier 2 dan tier 3 di Indonesia yang mengalami kenaikan sebesar 52 persen pada semester 1 tahun 2022 dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu menjadi indikator positif bahwa daya beli masyarakat dapat terus terjaga.
Baca juga: 210 Juta Penduduk Terkoneksi Internet, COO VIDA: Ekonomi Digital Indonesia Maju Lewat Keamanan Siber
Hal ini membuktikan, Paylater memegang peranan sebagai platform pembiayaan yang dapat menjadi instrumen penjaga daya beli bagi berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, salah satu bentuk antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi dampak dari gejolak kondisi ekonomi adalah dengan bijak mengelola keuangan.
Hal tersebut juga menjadi fokus Kredivo yang secara berkelanjutan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya kemampuan mengelola keuangan di tengah ancaman resesi terutama pada momentum Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang jatuh sepanjang bulan Oktober 2022.