TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - “Pandemi memang sudah mulai mereda.
Mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir...."
Suara Presiden Jokowi terdengar dari TV 54 inci sebuah rumah di Jl Kesejahteraan Timur, Daya, Kota Makassar.
Rezky keluar dari kamar dengan list orderan di tangannya
"50 pack untuk titik pengantaran Biringkanaya, Tallo, Panakukkang, dan lainnya," serunya kepada tim yang sedang mengatur stok buah baru masuk.
Sementara timnya sibuk mengepack, Rezky berjalan ke arah rak kayu berjejer yang berisikan beragam jenis buah-buahan sehat.
Sambil memperhatikan dos-dos buah yang disimpan di lantai, pikirannya kembali ke poin pernyataan Presiden Jokowi di TV tadi.
"Covid-19 sebentar lagi berakhir, tidak terasa waktu 2 tahun...." isi pikiran Rezky, yang kemudian, tiba-tiba melayang ke masa awal pandemi menghantam negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
Rezky Ramadani Usman mungkin satu dari jutaan orang di dunia saat ini, yang 'bersyukur' dengan pandemi Covid-19.
Mungkin jahat pikirnya, menyimpulkan kesusahan atau penderitaan orang-orang terdampak pandemi, adalah berkah baginya.
Namun Rezky hanya ingin orang-orang kembali berpikir, bahwa tidak ada cobaan tanpa maksud tertentu dari Sang Pencipta. Dan dari dirinya itu bisa terbukti.
Ia memutuskan memulai usahanya ini jauh sebelum pandemi.
Hanya sekedar menghayalkan dengan cara dia mencari uang hingga berkembang pesat seperti sekarang ini pun sebenarnya tidak berani dilakukan Rezky.
Memulai menjual buah dengan brand "AVOCADO MAKASSAR", seperti menyadarkannya kalau memang tak ada cobaan yang tidak mempunyai hikmah.
Nyatanya Rezky harus mengakui pandemi ini membantunya mengumpulkan pundi-pundi cuan (uang) lebih dari sebelumnya.