TRIBUN-TIMUR.COM - Hasil survei Centre for Strategic and International Studies ( CSIS ) memberikan preferensi politik dalam pemilihan umum atau Pemilu 2024.
Survei itu menggunakan responden pemilih muda dengan rentan usia 17 hingga 39 tahun. Periode survei CSIS (8-13/8/2022).
Preferensinya mensimulasikan pilihan calon presiden dilakukan dalam beberapa uji coba, yaitu 14 nama, tujuh nama, tiga nama, dan dua nama atau head to head.
Pada aspek popularitas terhadap 14 nama, Prabowo Subianto unggul 96,9 persen, disusul Anies Baswedan 91,0 persen, dan Ridwan Kamil 85,4 persen.
Pada aspek kesukaan (dari yang kenal), Ridwan Kamil di posisi pertama 92,2 persen, menyusul Ganjar Pranowo 89,9 persen, dan Sandiaga Uno 88,4 persen.
Sedangkan pada tingkat elektabilitas Capres simulasi 14 nama, Ganjar Pranowo memimpin 25,9 persen, lalu Prabowo Subianto 19,2 persen, dan Anies Baswedan 18,1 persen.
Baca juga: Survei CSIS: Pemimpin Jujur dan Tidak Korupsi Diminati Pemilih Muda
Lalu pada simulasi tujuh nama, Ganjar masih memimpin dan cenderung meningkat dengan perolehan angka 26,9 persen.
Anies juga memperoleh peningkatan angka, namun tidak mengalami perubahan posisi dan tetap pada urutan ketiga dengan perolehan 19,9 persen.
Pada tingkat elektabilitas Capres simulasi tiga nama, Ganjar tetap memimpin dan mengalami peningkatan dengan perolehan angka 33,3 persen.
Sebaliknya, Anies dan Prabowo justru bertukar posisi, yakni Anies memperoleh angka 27,5 persen, dan Prabowo 25,7 persen.
Pada tingkat elektabilitas Capres dengan simulasi dua nama, Anies terlihat mengungguli Ganjar dengan selisih angka 3,9 persen.
Lalu simulasi melawan Ganjar, Prabowo masih kalah karena hanya mengantongi angka 45,0 persen. Ganjar sendiri berhasil memperoleh angka 47,2 persen.
Baca juga: Survei CSIS: Responden Lebih Puas Kinerja TNI Ketimbang Presiden, MA, Kejagung, MK, KPK dan Polri
Sedangkan di pertarungan Anies vs Prabowo, Anies unggul 48,6 persen dan Prabowo hanya memperoleh angka 42,8 persen.
Sebagai informasi, perubahan ini terjadi karena adanya perpindahan pemilih saat pengerucutan nama tokoh politik yang tidak ada di dalam daftar pilihan.
Pengamat Politik, Rocky Gerung tidak melihat hal ini sebagai sesuatu yang positif.
Sebelumnya, filsuf dan akademisi Indonesia ini mengatakan pencalonan Anies dalam Pilpres 2024 tidak direstui oleh Presiden Jokowi.
“Jadi daripada berupaya untuk menyembunyikan naiknya elektabilitas Anies mending dipromosikan aja kan. Supaya mungkin pak Jokowi tahu, Anies nih berbahaya jadi Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) bahwa dikeluarin lebih cepat kira-kira begitu,” katanya seperti dilansir dari Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (27/9).
Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menurut Rocky juga sangat politis dan ideologis, karena dibelakang lembaga survei ini berkumpul banyak konglomerat.
“Di CSIS gak ada main amplop, dia main persepsi, itu bedanya dia dengan lembaga survei lain,” kata Rocky.
Baca juga: Survei CSIS: 15 Persen Pemilih Muda Minat Maju Caleg Tapi Hanya 1,1 Persen Gabung Partai
“Kita boleh berhitung bahwa memang ditemukan survei Anies itu tinggi dan itu pasti benar. Yang lain kalau ada yang lain bilang Anies rendah itu pasti salah tuh karena itu pasti lawannya yang bayar,” tambahnya.
Namun, dia mengingatkan pendukung Anies jangan dulu senang karena hasil survei ini bisa jadi bumerang bagi Anies.
“Kalau kita baca terbalik, itu berarti sinyal bahwa yang mungkin Anisa akan dikerjain banyak lagi tuh. Mungkin nggak dapat tiket atau ditolak oleh beberapa partai politik macam-macam lah,” ungkap dia.
Disamping itu, Rocky juga mengatakan, akan banyak parpol yang mencoba membeli survei untuk menaikan elektabilitas di hadapan masyarakat.
“Indonesia ada dalam problem yaitu membeli survei. Karena mereka (capres) berupaya untuk menaikkan elektabilitas,” ujar Rocky.
“Ganjar pasti sudah lakukan itu dan Puan juga lakukan itu. Kalo Anies? Anies nggak mungkin karena Anies gak punya uang,” kata dia.
Menurut Rocky, hal itulah yang menarik, kalau nama Anies naik di beberapa hasil survei, itu memang real kata dia. (Noval Kurniawan/tribun network)
Baca juga: Golkar Jadi Partai Paling Populer di Kalangan Generasi Milenial dan Z Versi Survei CSIS