TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Presiden Jokowi telah menyampaikan ke publik hasil pertemuannya dengan dua pemimpin negara yang sedang berkonflik, Rusia dan Ukraina.
Pertemuannya tersebut membahas kemungkinan perdamaian kedua negara.
Namun, Jokowi menyebut konflik geopolitik ini akan berlangsung lama.
Bahkan, ia memprediksi ekonomi tahun 2023 semakin gelap.
Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof Marzuki DEA pun melihat konflik ini akan berlangsung lama.
"Memang beberapa negara maju sudah memperkirakan bahwa konflik geopolitik di eropa timur, antara Rusia dan Ukrania sulit diprediksi berakhirnya," ujar Prof Marzuki kepada Tribun-Timur.com, Selasa (27/9/2022) malam.
"Akibat kedua belah pihak dalam kondisi bertahan mempertahankan martabat negara pendukung terutama Ukrania dengan beberapa negara Eropa Barat," sambungnya.
Dampak konflik ini sebenarnya sangat dirasakan di tahun 2022.
Prof Marzuki menilai ketidakpastian itu akan memperpanjang krisis ekonomi.
"Itu sama artinya memperpanjang ketidakpastian krisis tersebut yang berdampak pada krisis ekonomi berkelanjutan," jelasnya.
Baginya, krisis energi, pupuk dan pangan menjadi masalah utama di 2023.
Indonesia pun dinilai akan terdampak melalui jaringan ekonomi dan bisnis beberapa negara mitra
"Terutama krisis energi, pupuk, dan krisi pangan. Bagi Indonesia dampaknya hanya tidak langsung tapiĀ cukup mempengaruhi beberapa aspek akibat keterkaitan jaringan ekonomi dan bisnis dengan beberapa negara mitra Indonesia yang sedang bersengketa," jelasnya.
Makassar pun bakal mendapat dampak negatif tidak langsung. Khususnya pada sektor ekonomi formal.
"Dampaknya terhadap perekonomian daerah, khususnya Makassar saya kira juga hanya dampak negatif tidak langsung," ungkapnya.