"Saya kemudian mencabut badik di pinggang, tetapi dia langsung merampas badik itu, kemudian menikam perut saya dua kali."
"Saya berusaha kembali merampas badik itu dari tangannya, sebelum dia membunuh saya, saya berhasil merampas badik itu setelah saya pukul tangannya," cerita RA.
Setelah merampas badik itu dari tangan istrinya, disitulah RA menikam istrinya.
"Saya tikam pertama pahanya, kemudian bagian belakangnya satu kali. Saat itu dia terjatuh, saat jatuh itu saya tikam bagian belakangnya,” kata RA.
Saat bagian belakang istrinya kena tikam, RA mengaku tidak mencabut badiknya.
Dia bermaksud meninggalkan istrinya yang sudah terkapar di lantai.
"Tapi saya balik melihat dia, saat itu saya mendekatinya dan mencabut badik yang menancap di belakangnya. Saya kemudian meninggalkan dia," kata RA.
Setelah menikam istrinya, RA kembali ke rumah ibunya di Pajalesang.
"Saya langsung bilang ke ibu bahwa saya baru saja menikam istri saya. Saya juga bilang ke ibu saya bahwa saya kena tikam di bagian perut. Saya mau kabur, tolong jaga dan rawat anak saya," kata RA.
RA kemudian meninggalkan rumah ibunya.
Saat ingin kabur, ia mengaku bingung mau kabur kemana apalagi tidak mempunyai uang.
RA lalu memilih bersembunyi di kebun jagung yang tidak begitu jauh dari rumah ibunya.
"Sampai malam saya sembunyi di kebun jagung, kondisi saya saat itu mulai loyo karena perut saya berdarah. Saya juga lapar karena belum sempat makan dari pagi sampai malam," tuturnya.
"Dalam kondisi lapar dan luka, saya kemudian mendatangi rumah tante saya di Cempaka. Saya sampaikan bahwa saya mau menyerahkan diri ke polisi," kata RA.
Tantenya kemudian menelpon ibu RA.