Selain Jadi Kantor Lurah, Kontainer Jadi Markas Belajar Anak Putus Sekolah di Makassar 

Penulis: Siti Aminah
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan Massikola merangkul anak putus sekolah dan anak tidak sekolah belajar di kontainer Recover Center. (Humas Pemkot Makassar).  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penggunaan kontainer recover center tidak lagi untuk penanganan pandemi Covid-19.

Selain jadi kantor lurah, kontainer juga dimanfaatkan sebagai tempat belajar anak yang putus sekolah.

Relawan Massikola (Makassar Siap Sekolah) yang diprakarsai oleh menantu Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Udin Shaputra Malik menjadikan kontainer tersebut sebagai taman baca.

Udin mencoba merangkul semua anak yang putus sekolah agar tetap mendapatkan pendidikan meskipun tidak dibangku sekolah.

Udin mengatakan, baru-baru ini ia membantu proses pembelajaran terhadap anak-anak tidak sekolah dan yang putus sekolah di Kelurahan Bontomakkio, Kecamatan Rappocini.

Para anak putus sekolah tersebut diajar membaca, menulis dan berhitung (calistung).

"Dari 45 anak putus sekolah uang kami data, yang datang hanya 13 orang. Mereka mengatakan masih trauma dengan kata bersekolah," ucap Udin kepada Tribun-Timur.com, Rabu (24/8/2022).

Bagi anak yang merasa trauma, perlu pendekatan persuasif agar mereka bisa semangat dan berminat mengikuti kegiatan belajar ini.

Ada 10 relawan yang turun langsung melakukan pendampingan terhadap anak putus sekolah di daerah tersebut.

Selain mengaji anak calistung, relawan Massikola akan menjadi narahubung bagi masyarakat yang mengalami kesulitan di bidang pendidikan.

"Nanti kita akan mendata siapa saja anak yang bisa kami bantu untuk calistung. Jadi, para relawan Massikola ini adalah narahubung masyarakat untuk membantu kesulitan para masyarakat di bidang pendidikan," jelasnya.

Saat ini baru dua kelurahan dan kontainer yang dimanfaatkan para relawan.

Yakni kontainer yang ada di kelurahan Maccini Gusung dan Bonto Makkio

Rencananya, aksi ini akan direplikasi ke semua kontainer yang ada di Makassar untuk mengatasi masalah anak putus sekolah dan anak tidak sekolah.

"Kami siapkan buku-buku di sana dan kebetulan desain kontainer menggunkan pintu kaca jadi bisa dijadikan papan tulis," tutupnya. (*)

Berita Terkini